Gizi seimbang di usia senja
Posted by Unknown on Minggu, 03 November 2013 | 0 komentar
Manusia yang diberikan umur panjang oleh Sang Kuasa mau tidak mau akan mengalami masa tua. Hal ini merupakan proses alamiah yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Proses penuaan akan menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada jaringan tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Semakin bertambahnya usia, beberapa masalah terkait gizi akan muncul. Bila tidak diperhatikan dan tidak diatasi akan meng-akibatkan malnutrisi (masalah gizi kurang ataupun gizi lebih) dan menurunkan kualitas hidup. Berikut ini perubahan fisik, biologis dan kondisi sosial pada lansia yang dapat mempengaruhi status gizi : 1. Metabolisme Basal menurun Energi basal adalah energi yang dibutuh-kan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital seperti pernafasan, peredaran darah, meta-bolisme sel, mempertahankan suhu tubuh, dan lain-lain. Kebutuhan kalori lansia lebih rendah daripada usia dewasa muda. Bila pola makan tidak berubah (cenderung makan tinggi lemak, tinggi kalori) maka akan terjadi overweight bahkan obesitas. 2. Aktivitas / kegiatan fisik berkurang, kalori yang digunakan sedikit, akibatnya cenderung kegemukan / obesitas. 3. Penyakit periodontal (gigi tanggal atau berlubang) Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi : - Kesulitan makan makanan berserat, sehingga cenderung makan makanan yang lunak (tinggi kalori), hal ini menyebabkan lansia cende-rung kegemukan/ obesitas. - Kesulitan makan, gangguan fungsi mengu-nyah dan menelan menyebabkan hilangnya selera makan, asupan gizi kurang, resiko mengalami gizi kurang atau gizi buruk. 4.Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung dan nyeri yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta susah BAB yang menyebabkan wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu anemia. 5. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya terjadi defisiensi zat gizi mikro. 6. Gangguan pada indera pengecap dan penciuman dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn mengakibatkan nafsu makan menurun sehingga beresiko kekurangan asupan gizi. 7. Gangguan kemampuan motorik (gerakan menjadi lamban, kurang lincah) mengakibatkan kesulitan untuk menyiapkan makanan (termasuk menyuap) sehingga beresiko kekurangan asupan gizi. 8. Adanya penyakit seperti diabetes, hiper-tensi, asam urat, dan lain-lain yang memerlukan diet khusus, bila tidak diatur dengan baik dapat memperberat penyakit yang diderita. 9. Menurunnya kapasitas ginjal untuk menge-luarkan air dalam jumlah besar sehingga terjadi pengenceran natrium yang menyebabkan muncul-nya resiko hiponatremia, efeknya adalah timbul-nya rasa lelah. 10.Terjadinya Incontinentia urine (IU) yaitu yaitu pengeluaran urine diluar kesadaran. Lansia yang mengalami hal ini cenderung membatasi (atau dibatasi) asupan airnya sehingga beresiko dehidrasi. 11.Penurunan daya ingat jangka pendek dapat menyebabkan berlebihnya asupan (karena makan berkali-kali) atau kurangnya asupan (karena merasa sudah makan, sehingga tidak makan) Dengan kompleksitas masalah yang terjadi pada lansia bukan berarti lansia tidak dapat memiliki dan menikmati kehidupan yang sehat dan menyenangkan. Berikut beberapa tips tentang pengaturan makan untuk bisa tetap hidup sehat dan berkualitas di usia senja : 1. Pilihlah makanan yang bervariasi dan beraneka ragam jenis untuk menda-patkan asupan gizi yang cukup dan leng-kap. 2. Variasikan menu makanan dengan baik, (bila lauk digoreng, sayurnya jangan yang ber-santan kental, atau bila sayurnya bersantan, lauknya sebaiknya dibakar, dipanggang atau direbus). 3. Kebutuhan energi lansia lebih rendah daripada usia dewasa muda, maka usahakan untuk menghindari gula sederhana atau makanan tinggi kalori (terlalu manis, terlalu berlemak) untuk menghindari resiko penumpukan lemak, atherosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) dan hiperglikemia (kadar gula darah yang terlalu tinggi). 4. Perhatikan tekstur makanan, sesuaikan dengan keadaan gigi geligi dan kemampuan mengunyah dan menelan lansia tersebut. Lebih baik bila diberi makanan yang lunak (daging cincang, ayam suwir, nasi tim, dan lain-lain) 5. Aturlah pola makan yang sesuai dengan kondisi lansia (penyakitnya, kemampuan makan-nya, kebiasaan & alergi atau pantangannya). Sebaiknya makanan disajikan dalam porsi kecil tapi sering (misal 3 kali makanan utama, 2 kali selingan, 3 kali buah) mengingat daya tampung makanan lansia yang terbatas. 6. Hindari makanan ber-lemak tinggi, seperti jerohan (usus, hati, ampela, otak, iso, babat, dll) lemak hewan (gajih), kulit hewan (krupuk rambak) goreng-gorengan dan santan kental. 7. Hindari makanan yang bernatrium tinggi, contohnya : garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, makanan kaleng dan makanan-makanan yang diawetkan menggunakan garam, seperti ikan asin, telur asin dan ikan pindang. Fungsi pengecapan lansia yang menurun membuatnya mengeluh akan kurangnya rasa pada makanan, maka berikan pengertian pada lansia, karena bila hal ini dibiarkan akan beresiko tinggi-nya kadar gula darah dan tekanan darah. 8. Jaga saluran pencernaan tetap sehat dengan memperbanyak makan buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat. 9. Minumlah air putih yang cukup, bila mengalami Incon-tinentia Urine (pengeluaran urine secara tidak sadar) jangan batasi minum, tetapi lakukan pengaturan waktu minum dan buang air kecil. 10. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, misal dengan makan bersama, penya-jian yang semenarik mungkin untuk mem-bangkitkan selera makan. 11. Perkuat kekebalan tubuh dengan makan makanan yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan seperti susu (yang rendah lemak), biji-bijian utuh, sayuran hijau dan makan-an laut. 12. Santaplah makanan yang mengandung Vitamin D dan kalsium tinggi untuk mencegah pengeroposan dan pengecilan tulang. 13. Santaplah makanan yang mengandung Vitamin A, C, E dan B serta antioksidan untuk mencegah katarak, menjaga kesehatan mata dan mencegah kanker. 14. Hindari resiko penyakit jantung dengan cara membatasi makanan berlemak, kolesterol dan natrium. Perbanyak makanan yang kaya Vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan kalium seperi biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering, daging tidak berlemak, buah dan sayur. 15. Untuk menjaga agar ingatan tetap baik, dan fungsi syaraf tetap baik, makanlah sumber vitamin B6, B12 dan asam folat. 16. Pertahankan berat badan ideal dengan tetap berolahraga walaupun ringan, kurangi makan berlemak dan kurangi karbohidrat sederhana. 17. Untuk menghindari anemia makanlah makanan sumber zat besi. Sumber zat besi yang baik adalah makanan hewani, karena zat besi dalam makanan hewani dapat diserap tubuh 30-40 kali lebih baik daripada makanan nabati. Tapi pilihlah makanan hewani yang berlemak sedikit. 18. Hindari makanan yang terlalu pedas dan berbumbu tajam karena fungsi pencernaan yang menurun dan resiko tukak lambung. 19. Hindari minuman beralkohol karena : - Mengganggu proses penyerapan zat gizi - Merusak saraf dan jaringan tubuh - Meningkatkan resiko hipertensi, sirosis hati dan kanker hati 20. Pilih bahan makanan yang segar, tidak tercemar bahan kimia dan mikroorganisme, hindari pemakaian bahan pewarna dan pengawet berbahaya. 21. Hati-hati pada minuman suplemen dan makanan formula yang dijual bebas, apalagi bila pemakaiannya dalam waktu lama, lebih baik konsultasikan dengan dokter. 22. Berikan motivasi untuk hidup teratur, sehat dan bahagia. Menikmati hidup di usia senja dapat menjadi sangat berarti bila kita tahu trik-triknya. Pengetahuan ini juga penting bagi mereka yang hidup bersama lansia, untuk mendukung kesehat-an dan kebahagiaan lansia tersebut. Nutrisi yang tepat serta pola hidup sehat akan mendukung pening-katan kualitas hidup anda. (Dian K)
0 komentar for "Gizi seimbang di usia senja"