DEPRESI : MUNGKIN TERJADI PADA ANDA
Posted by Unknown on Sabtu, 08 September 2012 | 0 komentar
Dr. Adriesti Herdaetha, SpKJ *}
Pernahkah dalam satu
waktu dalam kehidupan, Anda mengalami rasa sedih dan hampa yang berlangsung
hampir sepanjang hari? Merasa bersalah, tidak berharga, dan tidak berdaya yang
berlangsung berhari-hari? Jika Ya, mungkin Anda terkena depresi.
Judul tulisan di atas tidak dimaksudkan menakut-nakuti Anda.
Faktanya depresi memang merupakan penyakit serius yang diderita oleh jutaan
orang di dunia. Menurut World Health
Organization (WHO) saat ini sekitar 5-10% orang di dunia menderita depresi.
Penelitian yang dilakukan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia
menyebutkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menderita depresi dari
yang ringan sampai berat.
WHO, memprediksi pada tahun 2020, depresi menjadi penyakit
utama yang menimbulkan disabilitas dan menduduki peringkat pertama komorbiditas
global, di atas HIV AIDS dan kanker. Diperkirakan pula bahwa depresi akan
menjadi beban kesehatan (health burden)
di masyarakat baik secara ekonomi maupun sosial. Begitu besarnya pengaruh
depresi, maka WHO menetapkan DEPRESSION : A GLOBAL CRISIS (Depresi
sebuah krisis global) sebagai tema Hari Kesehatan Jiwa sedunia tahun 2012, yang
diperingati pada tanggal 10 Oktober.
Apakah Depresi Itu?
Kata ‘depresi’ sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, namun sering disalahartikan. Orang mungkin berkata “Saya
sedang depresi”, ketika gagal ujian atau kehilangan pekerjaan. Irama perasaan
sedih dan gembira merupakan hal yang normal. Sebagian besar orang mampu bangkit
dari keterpurukan hidup. Akan tetapi jika perasaan sedih, tidak berharga dan pesimis,
itu berlangsung hampir sepanjang hari selama sedikitnya dua minggu dan telah
mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari, maka itulah yang dinamakan gangguan
depresi.
Gejala-gejala depresi secara umum
adalah :
- Gejala inti :
o
Perasaan sedih yang menetap
o
Kehilangan minat terhadap aktivitas
yang sebelumnya dinikmati
·
Gejala tambahan yang lain :
o Gangguan
tidur berupa kesulitan jatuh tidur, terbangun terlalu dini dan tidak mampu
tidur kembali atau terlalu banyak tidur,
o Perubahan
nafsu makan berupa penurunan nafsu makan hingga menimbulkan penurunan berat
badan atau sebaliknya peningkatan nafsu
makan.
o Kelelahan
kronis
o Kegelisahan
atau perlambatan psikomotor
o Kemampuan
kognitif berkurang, termasuk daya konsentrasi berkurang dan mudah lupa
o Merasa
tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan
o Perasaan
dan pikiran berulang tentang keinginan untuk mati, yang mengarah pada rencana
atau tindakan bunuh diri.
Banyak orang yang sadar dirinya
menderita depresi, namun banyak juga yang tidak menyadari bahwa ia sebenarnya
menderita depresi. Orang-orang yang tidak menyadari dirinya terkena depersi
biasanya memiliki keluhan utama berupa keluhan fisik yang tidak membaik
walaupun telah mendapatkan pemeriksaan dan terapi yang adekuat. Gejala fisik
yang biasanya dikeluhkan adalah sakit kepala, dada berdebar-debar, nyeri dada,
dan gangguan pencernaan. Dokter pun
sering melewatkan diagnosis depresi pada pasien yang datang dengan keluhan
fisik beraneka ragam. Dokter sering hanya berfokus pada pengobatan fisik dan
melupakan masalah psikosoial yang melatarbelakangi keluhan tersebut..
Keparahan depresi masing-masing
orang berbeda-beda, namun secara umum dapat dibagi menjadi depresi ringan,
sedang, dan berat, tergantung pada banyak gejala yang diderita dan pengaruh
gejala tersebut terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.
Depresi bisa diderita oleh siapa
saja, mulai dari anak-anak hingga usia lanjut, perempuan dan laki-laki, berpendidikan
maupun tidak berpendidikan. Perempuan berkemungkinan dua kali lebih besar menderita
depresi dibandingkan pria, namun jumlah pria yang melakukan bunuh diri lebih
besar dari perempuan. Terdapat masa-masa dalam siklus hidup perempuan yang
menjadikannya rentan terhadap depresi, yakni setelah melahirkan dan menopause. Depresi yang
terjadi pada masa-masa tersebut berkaitan dengan perubahan hormonal.
Mereka yang beresiko besar menderita
depresi adalah orang dengan ciri kepribadian dependen, orang tua, tidak menikah,
pengguna zat adiktif, penderita penyakit berat, bertempat tinggal di daerah
konflik, dan tidak memiliki dukungan sosial yang baik.
Beberapa orang dengan depresi berat
juga mengalami waham dan halusinasi, yang disebut sebagai gejala psikotik. Waham adalah keyakinan yang salah dan tidak
rasional, misalnya yakin bahwa orang-orang di sekitarnya bersengkongkol untuk
membunuhnya. Halusinasi adalah gangguan persepsi, misalnya mendengar suara yang
sebenarnya tidak ada.
PENYEBAB DEPRESI
Penyebab pasti
depresi tidak diketahui. Pada depresi dijumpai
ketidakseimbangan neurotransmitter (zat kimia pembawa pesan antar sel saraf)
dalam otak.
Depresi dapat dicetuskan oleh peristiwa
besar dalam hidup, misalnya perceraian, kematian orang yang dicintai, pindah
tempat tinggal, kehilangan pekerjaan, terkait kasus hukum, menderita penyakit
berat, serta dampak penggunaan zat adiktif. Beberapa
penyakit fisik memiliki gejala yang menyerupai depresi, misalnya :
a.
Hipothyroid (kurangnya aktivitas
kelenjar gondok) yang menimbulkan perasaan malas dan mudah lelah.
b.
Hipopituitarisme – kelenjar
pitiuitari (hipofisis) adalah kelenjar penghasil hormon di bawah otak. Gejala
depresi yang ditimbulkan meliputi penurunan gairah seksual, infertilitas, perasaan
sedih dan bahkan pecobaan bunuh diri.
c.
Cedera otak, baik yang ringan mauun
yang terjadi bertahun-tahun lalu. Penelitian menunjukkan bahwa angka bunuh diri
yang berkaitan dengan depresi lebih banyak terjadi pada orang-orang yang
sebelumnya pernah mengalami cedera kepala.
d.
Gejala awal demensia yang sering menyerupai gejala depresi,
misalnya tidak tertarik melakukan aktivitas, kehilangan konsentrasi, dan
pelupa. .
e.
Depresi dapat pula terjadi sebagai
efek samping pengobatan, misalnya obat-obat anti hepatitis, kemoterapi, dan
anti hipertensi tertentu dalam waktu lama.
.
PENGOBATAN DEPRESI
Depresi
sebenarnya adalah penyakit yang self-limited
(bisa sembuh sendiri tanpa terapi). Namun kesembuhan tanpa terapi tersebut
membutuhkan waktu lama, rata-rata 6-8 bulan. Selain itu, hidup dengan depresi
sangat menyulitkan dan menimbulkan penderitaann bagi penderitanya sendiri,
keluarga, dan lingkungannya. Hubungan sosial dan pekerjaan dapat sangat
terganggu, sehingga penderita depresi menjadi tidak produktif. Juga ada resiko
penderita depresi yang tidak diobati menggunakan obat-obatan terlarang,
melakukan perbuatan mencederai diri sendiri, bahkan bunuh diri. Karena itulah
depresi harus dioati.
Obat anti depresi
sering digunakan sebagai terapi depresi sedang dan depresi berat. Obat anti depresi
mempengaruhi sel saraf otak. Secara lebih spesifik obat depresi bekerja
memperbaiki keseimbangan neurotransmitter di otak. Gejala seperti perasaan sedih,
gangguan tidur,dan gangguan kognitif membaik dengan obat-obatan, Obat memang
tidak memperbaiki factor pencetus depresi, namun dengan perbaikan gejala,
penderita depresi akan lebih mampu mengatasi permasalah yang ia hadapi.
Obat depresi tidak
bekerja secara cepat, membutuhkan waktu 2-4 minggu untuk mengetahui efek yang
dimunculkan. Yang sering menjadi masalah adalah penderitanya sering
menghentikan obat sebelum waktunya, karena merasa tidak ada perbaikan.
Pengobatan depresi seharusnya dipertahankan selama sedikitnya enam bulan
setelah gejala membaik. Namun beberapa pasien menghentikan pengobatan terlalu
awal dan akibatnya gejala depresi
kembali muncul.
Psikoterapi dalam
penelitian terbukti merupakan terapi yang efektif untuk depresi. Kombinasi
terapi depresi berupa obat dan psikoterapi terbukti lebih efektif dibandingkan
obat saja atau psikoterapi saja, Psikoterapi adalah pengobatan dengan cara
pendekatan psikologis terhadap permasalahan yang dihadapi klien, dan bertujuan
agar klien menjadi orang yang bahagia, dewasa, dan mandiri. Umumnya sesi
psikoterapi diberikan 12-20 minggu dengan durasi 1-2 jam per sesi.
Hal-hal yang
dibahas dalam psikoterapi adalah :
-
Mengidentifikasi pola pikir dan
perilaku yang menyebabkan depresi
-
Mengenali masalah yang menyebabkan
depresi, mana yang bisa diselesaikan dan mana yang harus diterima dengan besar
hati
-
Membantu memperbaiki hubungan
-
Membantu menemukan kebahagiaan hidup
yang hilang karena depresi
-
Membantu mengekspresikan perasaan
dengan baik
-
Membantu meningkatkan kepercayaan
dan harga diri
-
Membantu mengubah hidup menjadi
lebih baik
-
Membantu menentukan tujuan hidup sehingga
hidup lebih bermakna
-
Membantu memperbaiki kualitas hidup
Psikoterapi yang
sering digunakan pada depresi adalah :
1.
Cognitive
Behavioural Therapy (CBT)/terapi kognitif perilaku.
Secara
singkat terapi kognitif didasarkan pada gagasan bahwa cara berpikir dan
berperilaku tertentu dapat menyebabkan depresi. Psikoterapis akan membantu
klien untuk memahami pola berpikirnya dan mengidentifikasi cara berpikir yang
menyebabkan depresi Tujuannya adalah
mengubah cara berpikir tersebut, menjadi cara berpikir positif dan realistik.
Singkatnya CBT membantu klien untuk mengubah cara berpikir dan perilaku yang
maladaptif.
2.
Terapi interpersonal
Dasar
terapi interpersonal adalah pemikiran bahwa hubungan personal berperan besar
dalam perubahan mood dan status mental. Psikoterapis akan membanu mengubah
pemikiran dan perilaku klien, dan memperbaiki pola interaksinya dengan orang
lain.
Depresi sering dijumpai, bisa diderita oleh siapa saja,
bahkan mungkin Anda. Namun banyak orang tidak mengakuinya. Beberapa orang merasa, jika ia mengaku
mengalami depresi, ia akan mendapat stigma dan orang di sekitarnya berpikir
bahwa ia adalah orang yang lemah.
Bagaimana jika depresi terjadi pada Anda? Yang pertama Anda
perlu memahami bahwa banyak orang di dunia ini juga mengalaminya. Yang kedua,
Anda harus menyadari bahwa Anda memerlukan bantuan. Kunjungilah profesional
kesehatan jiwa untuk mencari pertolongan.
Depresi memang bukan penyakit pembunuh langsung, Namun depresi
adalah penyakit serius yang mempengaruhi
jiwa dan badan, mengganggu produktivitas, dan fungsi kehidupan sehari-hati.
Karena itu depresi tidak dapat diangggap remeh
Kabar baiknya adalah depresi dapat dikelola dengan baik, bila Anda tahu
tanda-tandanya. Semakin dini dikenali, semakin baik hasil pengobatannya.
*)
Psikiater di RSJD Surakarta
0 komentar for "DEPRESI : MUNGKIN TERJADI PADA ANDA"