Jendela Rumah Sakit
Posted by Unknown on Selasa, 13 November 2012 | 0 komentar
Dua orang pria,
keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit.
Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di
tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari
paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela
satu-satunua yang ada di kamar itu.
Sedangkan pria
yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.
Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam.
Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka
di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.
Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.
Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.
“Di luar jendela,
tampak sebuah teman dengan kolam yang indah, itik dan angsa berenang-renang
cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa
pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai
macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu.
Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona.
Suatu senja yang indah.”
Pria pertama itu
menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain
berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemangdangan itu.
Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit
itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.
Pada suatu sore
yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade
karnaval yang sedang melintas.Meski pria yang ke dua tidak dapat mendengar
suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang
pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.
Begitulah
seterusnya, dari hari ke hari, satu minggu pun berlalu.
Suatu pagi,perawat
datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang
berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam
tidurnya. Perawat itu lalu memanggil perawar lain untuk memindahkannya ke ruang
jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa
dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti semua
kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika
semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.
Dengan perlahan
dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali
melihat keindahan di dunia luat melalui jendela itu. betapa senangnya, akhirnya
ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang,
perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa
yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG !!!
Ia berseru
memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat
tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di
balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah
seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.
“Barangkali ia
ingin memberimu semangat hidup” Kata perawat itu.
Renungan
Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk berpikir, dan bertindak.
Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk berpikir, dan bertindak.
Kita percaya,
dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. dan kita telah sama-sama
melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita
yang percaya.
Kita percaya,
kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan,
memberikan kontribusi positif dalam seetiap langkah manusia. Ucapan-ucapan yang
bersemangat, tutur kata kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik
dalam hidup kita. Ada
hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang
lain. menyampaikan keburukan sebanding dengan setengah kemuraman, namun.
Menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.
0 komentar for "Jendela Rumah Sakit"