GEDUNG VIP
Gedung VIP RSJD Surakarta merupakan salah satu pelayanan Rawat Inap unggulan yang merupakan pengembangan proses pelayanan keperawatan prpfesional (MPKP) yang terdiri dari pendekatan managemen, penghargaan karier, pendekatan hubungan profesi dan sistem pemberian asuhan keperawatan.
Fasilitas Ruang perawatan yang disediakan di Bangsal VIP terdiri dari :
Ket : Ruang VVIP/VIP Utama
1. VIP Utama
Sesuai Pergub 2A tahun 2011 biaya perawatan ruang VIP Utama sebesar Rp. 300.000,- dengan akomodasi pelayanan rawat inap :
a. Kamar yang luas
b. Kamar mandi dan wastafel didalam
c. Almari pakaian, televise, AC, Kulkas dan sofa ruangan
Ket : Ruang VIP
2. VIP
Sesuai Pergub 2A tahun 2011 biaya perawatan ruang VIP A sebesar Rp. 200.000,- dengan akomodasi pelayanan rawat inap :
a. Kamar yang luas
b. Kamar mandi dan wastafel didalam
c. Almari pakaian, televise, AC, Kulkas dan sofa ruangan
PELAYANAN PERAWATAN
1. Interaksi Terapik 5 kali/hari terstruktur
2. Therapi Aktifitas kelompok 2 kali/hari sesuai jadwal
3. Penkes Individual dan kelompok
4. Therapi gerak
5. Bimbingan ADL
6. Therapi Spiritual
Ket : Terapi Aktivitas Kelompok
PELAYANAN PENUNJANG
1. EKG, EEG, Rontgent, Gigi, Laboratorium dan Brainmapping
2. Psikotest
Ket : Pelayanan Foto Rontgent
Ket : Pelayanan EKG
Ket : Pelayanan Pemeriksaan gigi rutin bagi pasien r. inap
THERAPI
1. Farmako Therapi
2. ECT, Mecta, Confensional
3. Fisiotherapy
4. Psikospiritual
Ket : Pelayanan Fisioterapi
FASILITAS LAIN :
1. Pasien boleh ditunggu oleh keluarga
2. Pasien/customer boleh memilih psikiater
3. Teamwork terdiri dari Seluruh Psikiater yang ada di RS. Jiwa Daerah Surakarta : Psikolog, Perawat, Fisioterapi, Tim Spiritual, Tenaga Administrasi
Upaya kesehatan pada lanjut usia (lansia) diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kemampuannya agar tetap produktif. Sehingga perlu adanya upaya-upaya seperti pola hidup sehat dan berolahraga. Menjadi tua bukan berarti harus berhenti dari olahraga. Pemilihan jenis olahraga, intensitasnya, durasi dan frekuensi olahraga sangat tergantung dari kemampuan lansia tersebut. Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga, lansia dapat mencegah atau melambatkan masalah tersebut.
Dengan rangsangan olahraga maka hormon kortisol yang merangsang stres bisa dikurangi. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa olahraga dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan jatuh (problem yang sering terjadi pada lansia).
Prinsip-prinsip olahraga pada lansia yang perlu diperhatikan: komponen kesegaran jasmani seperti jantung, paru-paru, kelenturan dan kekuatan otot perlu dilatih. Latihan dilakukan secara teratur, tidak terlalu berat serta berbentuk permainan yang ringan dan menggembirakan. Hindari olah raga yang bersifat kompetisi. Perhatikan penyakit yang menyertai seperti penyakit infeksi, hypertensi (dengan sistolik > 180 mmhg dan diastolik > 120 mmhg) serta penyakit berat lainnya yang dilarang dokter untuk aktifitas fisik berlebihan.
4 Jenis olahraga yang dianjurkan untuk dilakukan secara rutin:
1. Olahraga Flexibility (Kelenturan)
Adalah olahraga yang bertujuan untuk kelenturan tubuh, membantu peregangan otot membuat pergerakan menjadi lebih mudah dan membuat sendi berfungsi lebih baik. Contohnya adalah senam tai chi, yoga, latihan peregangan, dll.
2. Olahraga Endurance (Ketahanan)
Adalah olahraga yang bertujuan untuk ketahanan, membuat lebih bertenaga, dan dapat meningkatkan kesehatan jantung, sistem sirkulasi, paru-paru dan otot. Contohnya adalah berjalan kaki, lari ringan, berenang, bersepeda, tenis, berkebun dll.
3. Olahraga Strength (Kekuatan)
Adalah olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, membantu membangun otot, mengurangi hilangnya otot, menjaga tulang tetap kuat, mencegah osteoporosis dan mempertahankan bentuk tubuh. Contohnya adalah angkat beban, mengikuti kelas senam, naik turun tangga, membawa belanjaan, dll.
4. Olahraga Balance (Keseimbangan)
Adalah olahraga yang melatih keseimbangan dan dapat mencegah terjadinya jatuh Contohnya adalah berdiri dengan satu kaki, berjalan dengan tumit dan ujung jari kaki, senam tai chi.
Pada kesempatan ini akan kami ulas tentang olahraga flexibility yaitu dengan latihan peregangan. Latihan peregangan ini hanya membutuhkan waktu 15-20 menit, dapat dilakukan kapanpun, dimanapun dan tidak membutuhkan peralatan khusus. Kunci latihan peregangan adalah bernafaslah dengan nyaman, karena otot-otot yang diregangkan butuh oksigen lebih, lakukan peregangan dengan lembut (smooth) dan tahan setiap gerakan peregangan sedikitnya 20 detik.
Manfaat dari latihan peregangan antara lain :
Meningkatkan kebugaran fisik.
Membuat tubuh dapat bergerak lebih efisien.
Meningkatkan relaksasi mental dan fisik.
Memperbaiki postur tubuh.
Mengurangi risiko cedera pada sendi, otot, dan tendon
Mengurangi nyeri otot
Memperbaiki elastisitas/fleksibilitas jaringan tubuh
Mengurangi ketegangan otot
Meningkatkan kekenyalan jaringan ikat.
Bentuk-bentuk Latihan Peregangan:
Tungkai:
1. Knee to Chest (gambar 1)
Posisi tiduran menghadap ke atas. Luruskan satu tungkai. Tarik lutut tungkai yang lainnya ke dada, sampai terasa terulur. Tahan beberapa detik. Ganti tungkai yang lain.
2. Hamstring Stretch (gambar 2)
Posisi tidur menghadap ke atas. Luruskan satu tungkai atau tekuk lutut. Angkat tungkai yang lain ke atas. Tarik kaki dengan tangan atau alat bantu (kain / tali). Tahan beberapa detik. Ganti tungkai yang lain.
3. Spine Twist (gambar 3)
Posisi tiduran. Silangkan tungkai (ditekuk atau lurus). Tahan dengan tangan satunya. Kepala, bahu, tangan dan kaki menempel di dasar lantai. Tahan beberapa detik. Ganti tungkai yang lain.
4. Buka-tutup jari kaki (seperti mengepal- buka jari tangan).
Posisi tiduran. Buka-tutup jari kaki, sebanyak 30 kali.
5. Inner Thigh Stretch(gambar 4)
Posisi duduk. Lekukkan kedua tungkai seperti gambar. Tekan kedua paha bagian dalam dengan kedua lengan dengan badan sedikit membungkuk ke depan, tahan 20 detik. Kembali ke posisi semula.
6. Anterior, Lateral Lower Leg and Hamstring (Gambar 5 dan gambar 6)
Posisi duduk. Luruskan satu tungkai. Tungkai yang lain ditekuk ke dalam. Pegang dan tarik jari kaki dengan tangan. Tahan 20 detik. Ganti tungkai yang lain.
Perhatian:
- Lakukan ini secara perlahan, memerlukan waktu untuk bisa menyentuh ujung kaki. Jangan dipaksa!
- Jika sudah bisa menyentuh ujung jari dengan satu tangan. Tahap selanjutnya yaitu dengan kedua tangan.
- Jika kedua tangan sudah bisa menyentuh ujung jari, selanjutnya luruskan kedua tungkai, sentuh kedua ujung jari kaki dengan kedua tangan.
7. Piriformis (gambar 7)
Posisi duduk, tekuk lutut kanan, silangkan ke kiri, tarik lutut ke arah dada sebelah kiri, sampai terasa terulur di pantat sebelah kanan, tahan 20 detik. Ganti dengan lutut kiri.
8. Quadricep (gambar 8 dan gambar 9)
Posisi berdiri tegak. Pandangan ke depan. Tekuk tungkai ke belakang, tahan telapak kaki dengan tangan selama 20 detik. Ganti kaki. Pegangan jika takut jatuh. Atau posisi tengkurap seperti gambar.
Lengan:
1. Forearm and Bicep Stretch (gambar 10)
Berdiri tegak atau duduk. Luruskan lengan ke depan. Tarik jari tangan, sehingga pergelangan tangan membentuk 90ยบ. Tahan 20 detik. Ganti lengan yang lain.
2. Shoulders (gambar 11)
Berdiri tegak atau duduk. Luruskan salah satu lengan ke depan. Dorong sikunya dengan tangan yang lain ke arah bahu satunya. Tahan 20 detik. Ganti lengan yang lain
3. Tricep (gambar 12)
Berdiri tegak atau duduk. Tekuk siku ke arah belakang kepala. Tarik siku tersebut dengan tangan yang lain. Tahan 20 detik. Ganti siku yang lain.
4. Side Stretch (gambar 13)
Berdiri tegak atau duduk. Kaitkan kedua jari tangan. Angkat lewati kepala. Telapak tangan menghadap ke atas. Goyang ke kanan sampai terasa terulur. Tahan 20 detik. Kembali ke posisi semula. Lanjutkan goyang ke kiri.
5. Chest and Shoulders (gambar 14)
Berdiri tegak atau duduk. Kedua lengan ke belakang. Kaitkan kedua jari tangan. Tarik lengan ke atas sampai terasa terulur. Tahan 20 detik. Kembali ke posisi semula.
Leher:
1. Dynamic Neck Stretch (gambar 15)
Berdiri tegak atau duduk. Pandangan ke depan. Tarik nafas. Letakkan tangan kiri di sisi atas kepala. Tarik kepala ke kiri secara perlahan. Tahan beberapa detik sambil hembuskan nafas. Kembali ke posisi semula. Ganti tangan kanan dan tarik kepala ke sisi kanan.
2. Tengok ke belakang (gambar 16)
Berdiri tegak atau duduk. Kedua tangan rileks. Tarik nafas panjang. Tengok ke kiri belakang secara perlahan (badan tidak ikut berputar). Tahan beberapa detik sambil hembuskan nafas. Kembali ke posisi semula. Ganti ke arah kanan belakang.
.
Keseimbangan & Kekuatan:
1. Berdiri dengan satu tungkai selama 1 menit ( gambar 17)
2. Kapal terbang : berdiri dengan satu tungkai. Condongkan badan ke depan dengan kedua lengan terentang. Tungkai yang lain luruskan (diangkat). (
(gambar 18)
3. Kedua lutut di lantai (berlutut). Letakkan kedua telapak tangan di lantai (seperti posisi push up). Angkat tungkai kanan, luruskan ke belakang. Angkat lengan kiri, luruskan ke depan. Seperti gambar. Tahan beberapa detik. Ganti dengan kaki kiri dan lengan kanan yang diluruskan.(gambar 19)
4. Sama seperti no 3. Tetapi sisi anggota gerak yang sama yang diangkat dan diluruskan. Yaitu tungkai dan lengan kanan. Tahan beberapa detik. Ganti sisi yang lain, tungkai dan lengan kiri. (Ermawati)
Selamat Mencoba Semoga Bermanfaat
Satu-satunya cara agar tidak berbuat khilaf adalah sama sakali tidak melakukan sesuatu hal yang baru, akan tetapi cara ini mungkin merupakan kekeliruan yang paling besar diantara semua kesalahan
(NN)
Tiap massa mempunyai masalahnya dan kebutuhannya sendiri. Namun semua itu merupakan segi-segi pada manusia yang sama
(Teilbard de Chardin)
Kita boleh bertanya secara sungguh-sungguh : Bukankah keadaan dunia kita sekarang ini menempatkan banyak dari kita ke dalam suatu keadaan yang terus menerus abnormal, yang terhadapnya kita sedang bereaksi dengan normal, walaupun menurut semua ukuran dahulu , reaksi kita ini dinailai sebagai abnormal. Masuk akallah bila kepada dunia yang demikian bergolak ini kita bertanya : apakah reaksi yang normal itu?
(W.C. Menninger, 1947)
Setiap pemikiran, masalah ataupun sekumpulan pengetahuan dapat dikemukakan dalam suatu bentuk yang cukup sederhana, sehingga setiap pelajar tertentu dapat memahaminya dalam bentuk yang dapat dikenal olehnya.
(Jerome S. Bruner)
Ciri-ciri orang yang sehat Jiwa
- Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya.
- Mampu menghadapi stres kehidupan yang wajar.
- Mampu bekerja secara produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup.
- Menerima baik apa yang ada dalam dirinya.
- Merasa nyaman bersama orang lain.
Menjadi tua, bukan suatu pilihan. Anak-anak, remaja, dewasa dan tua merupakan life cycle kehidupan manusia yang pasti dilalui apabila manusia tersebut diberi anugerah umur oleh Allah paling tidak sampai usia 55 tahun. Problematika yang muncul dari berbagai fase siklus itu selalu ada dan memiliki karakteristik masing-masing.
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada seseorang yang telah lanjut usia.
Menjadi tua yang sehat, bahagia dan sejahtera, adalah suatu pilihan. Boleh saja orang memilih keadaan yang sebaliknya, tetapi apa itu ada...? Wajar apabila seseorang memilih hal yang lebih baik, akan tetapi setiap pilihan akan membawa konsekuensi. Demikian pula jika memilih menjadi seorang yang sehat, bahagia dan sejahtera pada masa lanjut usia (lansia) nanti. Maka, dia juga harus sepakat dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai konsekuensinya.
Bagi setiap orang yang akan atau sedang mengalami proses perkembagan menuju lansia perlu memahami segala perubahan yang akan atau sedang terjadi pada dirinya. Perubahan yang barangkali tidak dipahami dan tidak disadari. Bahwa, usia yang lanjut akan membuat seseorang mengalami penurunan semua fungsi indera, juga akan menurun kemampuan motoriknya. Untuk itu, pengetahuan tentang perubahan yang terjadi tersebut amat dibutuhkan.
Bina Jiwa edisi kali ini menyuguhkan berbagai informasi yang diperuntukkan tidak saja kepada yang sudah lansia, tetapi juga kepada anda yang belum lansia, tetapi ada orang-orang disekitar anda yang menapaki lansia. Anda, juga perlu memahami perkembangan mereka. Keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarnya perlu memberikankan dukungan . Sehingga, fenomena “takut menghadapi lansia” rasanya tidak perlu terjadi lagi. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Salam dari Redaksi
Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara. Kami melaju pada jalur
yg benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat
parkir tepat di depan kami. Sopir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam
hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil
tersebut. Pengemudi mobil hitam itu mengeluarkan kepalanya & memaki ke arah
kami. Supir taxi hanya tersenyum & melambai pada orang tersebut.
Saya sangat heran dengan sikapnya yang bersahabat. saya bertanya, "Mengapa anda
melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim
kita ke rumah sakit!" Saat itulah saya belajar dari sopir taxi tersebut mengenai apa
yang saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah".
Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling
membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan. Seiring dengan
semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk
membuangnya, dan seringkali mereka membuangnya kepada anda. Jangan ambil hati,
tersenyum saja, lambaikan tangan, berkati mereka, lalu lanjutkan hidup.
Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yang anda
temui di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan. Intinya, orang yang
sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih
hari-hari mereka dengan merusak suasana hati.
Hidup ini terlalu singkat untuk bangun di pagi hari dengan penyesalan, maka
kasihilah orang yg memperlakukan anda dengan benar, berdoalah bagi yg
tidak. Hidup itu 10% mengenai apa yang kau buat dengannya dan 90% tentang
bagaimana kamu menghadapinya. Hidup bukan mengenai menunggu badai berlalu,
tapi tentang bagaimana belajar menari dalam hujan.
Selamat menikmati hidup...(ADHE)
Mari luangkan waktu sejenak untuk memperhatikan komposisi jari tangan kita.
Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi
hadiah cincin.
Dan ada kelingking yang paling kecil dan lemah namun penurut serta pemaaf
(ingatkah anda waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti
saling sentuh jari kelingking).
Dengan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan yakni menulis, memegang, menolong anggota tubuh yang lain, mengangkat sendok, membuat minuman, dan lain-lain.
Sahabat, pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua, atau jari manis semua, atau kelingking semua. Bayangkan pula jika salah satu dari jari tersebut tidak ada. Tentu kita akan kesulitan dalam melakukan pekerjaan.
Falsafah ini sederhana namun sangat berarti. Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing, untuk bersatu, saling menyayangi, saling menolong, saling membantu, saling mengisi, bukan untuk saling menuduh, menunjuk, merusak, dan bahkan membunuh.
Sudahkah Anda melakukan sesuatu yang indah hari ini?
SEMOGA BERMANFAAT!! (ADHE)
Pertanyaan:
Yth dr Rahayu Budhi M,SpKJ
Yang ingin saya tanyakan apakah anak yang jika demam mengalami kejang dapat berkembang menjadi Epilepsi mohon penjelasan Dokter, Terima Kasih
Nora – Pajang Surakarta
Jawab:
Ibu Nora yang baik, anak yang menderita demam memang sering mengalami kejang – terutama bila demamnya cukup tinggi. Tidak semua anak demam mengalami kejang dan tidak juga harus kejang, tergantung pada kepekaan otak terhadap rangsang kejang. Walaupun demikian, penting sekali mengatasi kejang demam ini – yang lebih penting lagi adalah mencegah terjadinya kejang demam dengan mengendalikan demam sebaik-baiknya. Tentu saja kejang demam yang sering terjadi dan berulang-ulang mempunyai dampak buruk terhadap otak berupa jejas di otak, sehingga di kemudian hari bisa menimbulkan serangan epilepsi. Kemungkinan lain yang mungkin terjadi pada anak adalah, bahwa sebenarnya sejak awal otak memiliki ambang kejang yang rendah sehingga rangsangan yang ringan saja pada otak bisa mengakibatkan kejang; pada keadaan demikian sebenarnya kemungkinan terjadinya epilepsi sudah ada sejak awal sedangkan kejang demam yang terjadi merupakan pertanda pertamanya. Untuk epilepsi sendiri, saat ini sudah banyak obat-obatan yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengobati epilepsi. Demikian ibu Nora, semoga bermanfaat.
FIVE SIMPLE RULES TO BE HAPPY.
Lima peraturan sederhana untuk hidup bahagia.
Remember the five simple rules to be happy:
Ingatlah lima peraturan sederhana ini untuk hidup bahagia.
1. Free your heart from hated.
Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Free your mind from worries.
Bebaskan pikiranmu dari kesusahan.
3. Live simply.
Hiduplah secara sederhana.
4. Give more.
Berilah lebih.
5. Expect less.
Kurangilah harapan.
Berdiri diatas tanah seluas 3.500 m² di Jalan Dr. Rajiman No. 620 Pajang Surakarta, gedung Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta terlihat bersih dan nyaman. Meskipun terbilang cukup lama, namun bangunan panti penampungan para lanjut usia (lansia) atau yang biasa juga disebut dengan panti jompo ini masih terkesan cukup kuat. Bangunannya terbagi menjadi beberapa area, antara lain gedung utama yang berada di depan sebelah kiri digunakan untuk kantor, yaitu ruangan Kepala Panti dan para stafnya. Terpisah oleh halaman, di sisi paling kanan agak menjorok ke depan berdiri rumah Dinas Kepala Panti. Dibelakangnya ada aula cukup luas yang sering dipergunakan untuk berbagai kegiatan. Ada juga bangunan masjid yang digunakan untuk beribadah para lansia yang beragama Islam. Dan, di bagian belakang terdapat kamar-kamar untuk tinggal para penghuni panti ini. Sebanyak kurang lebih 32 kamar dibangun berjajar menjadi beberapa baris terlihat cukup rapi dan bersih. Didepan kamarnya tersambung dengan teras yang biasa dipakai untuk bersantai-santai para lansia yang sedang tidak menjalani aktifitas.
Siang itu sekitar pukul 12.30 WIB, Bina Jiwa bertandang ke Panti untuk melakukan wawancara dengan Drs. Suryanto, Kepala Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta saat ini. Beberapa pegawai masih terlihat melaksanakan tugas di meja kerjanya masing-masing. Sedangkan di aula tampak cukup banyak praktikan yang sedang belajar atau sekedar “ngobrol” dengan temannya.
Pemerintah mendirikan Panti Wredha ini mempunyai tujuan untuk memberikan pelayanan terhadap para orang tua yang mempunyai nasib kurang beruntung, atau bisa disebut terlantar. Panti ini pun mempunyai visi “Memberikan kesejahteraan sosial terhadap lanjut usia yang terlantar”. Memang hampir semua penghuni di panti ini adalah para lansia yang mengalami penelantaran oleh keluarganya. Sebagian masih memiliki anak atau keluarga dan sebagian lagi sudah sebatang kara alias sudah tidak diketahui siapa keluarganya.
Pada awal perbincangan, Drs. Suryanto banyak bercerita tentang awal mula adanya Panti Wredha satu-satunya milik pemerintah yang ada di kota Solo ini. Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta yang berlokasi di Pajang, tepatnya disebelah barat Pompa Bensin Jongke ini pada tahun 1921 bernama “Wangkung”. Tempat ini dipergunakan untuk menampung orang-orang Keraton Surakarta yang tidak mampu. Kemudian pada tahun 1942 kewenangan keraton dialihkan ke Pemerintah Kota Surakarta, dalam hal ini Dinas Sosial, dan bergantilah namanya menjadi “Panti Karya Pamardi Karya” yang mempunyai fungsi menjadi tempat menampung orang-orang gelandangan. Selanjutnya dengan dasar Surat Perintah Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah tertanggal 3 September 1977, dilakukan perubahan kembali baik nama maupun fungsinya. Panti ini dikhususkan untuk menampung orang-orang lanjut usia atau jompo yang terlantar. Dengan begitu namanya pun berubah menjadi “Panti Wredha Dharma Bhakti”.
Pada waktu sekarang ini Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta mempunyai kapasitas atau daya tampung untuk 100 orang. Dan saat ini telah terisi sebanyak 95 orang lansia.
“Mereka adalah lansia penduduk kota Solo” demikian kata Drs. Suryanto yang kesehariannya disapa Pak Sur ini. “Memang Panti ini diperuntukkan masyarakat Solo, akan tetapi kita juga tidak bisa menolak jika ada lansia terlantar yang ditemukan oleh masyarakat atau petugas di jalan atau tempat lain di Solo dan dia tidak diketahui alamatnya secara pasti” demikian lanjut pria yang sudah lama mengabdi di lingkup Dinas Sosial ini. Yang seperti itu juga akan diterima dan ditampung di Panti yang dipimpinnya. Memang benar, saat Bina Jiwa menyempatkan berbincang dengan beberapa penghuni panti siang itu, ada lansia yang ternyata berasal dari Wonogiri dan Karanganyar.
Ketika dimintai keterangan lebih lanjut tentang lansia seperti apa yang boleh tinggal di Panti, secara rinci Pak Sur memberikan penjelasan berkaitan dengan persyaratan dan prosedur dalam penerimaan lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta . Dari faktor usia ada batasan minimal 60 tahun. Sedangkan kriteria dari ‘terlantar’ itu sendiri kurang lebih adalah bahwa lansia tersebut tidak mempunyai penghasilan yang menetap untuk kebutuhan pokok hidupnya sehari-hari, tidak memiliki sanak keluarga atau kalaupun memiliki mereka tidak mau “ngopeni”. Sedikit ironis memang, apabila lansia masih memiliki anak namun mereka malah menitipkan orang tuanya ke Panti Wredha. Namun, menurut Drs. Suryanto kejadian seperti itu tidak sedikit jumlahnya. Bahkan, si orang tua sendiri merasa lebih nyaman dan memilih tinggal di Panti daripada di rumah anaknya.
Syarat lainnya adalah lansia harus dalam kondisi sehat dan tidak sakit. Sehat meliputi jasmani maupun rohani. Kalau dalam kondisi sakit keluarga harus mengobatkan sehingga sembuh terlebih dahulu. Hal ini tentu berbeda jika lansia sudah masuk Panti dan kemudian sakit, maka pihak Panti akan mengobatkan ke dokter atau ke rumah sakit.
Selain itu calon penghuni harus mampu mandiri. Yang dimaksud mandiri adalah lansia harus dapat menjalankan aktifitas sehari-hari dengan sendiri, tidak bergantung pertolongan petugas atau lansia yang lain.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka setiap pendaftar tidak akan langsung diterima begitu saja. Melainkan ada tahap seleksi dan survei terlebih dahulu. Jika persyaratan administrasi sudah lengkap, petugas dari Panti akan melakukan survei ke tempat tinggalnya untuk memastikan apakah dia benar-benar terlantar sehingga layak untuk dititipkan.
Secara administrasi keluarga atau masyarakat (jika lansia tidak mempunyai keluarga) harus menyerahkan Surat Keterangan dari Kalurahan yang diketahui sampai dengan Camat yang menerangkan bahwa dia benar-benar penduduk di wilayahnya dan tidak mampu. Juga perlu dilampirkan Surat Keterangan sehat dari dokter, surat rekomendasi dari Dinas Sosial serta menyerahkan foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar.
Bagi para lansia penghuni panti, tinggal di Panti Wredha seperti ini katanya lebih enak dibandingkan terlantar di jalan atau tinggal di dalam keluarga yang tidak harmonis apalagi serba kekurangan. Hal itu diakui oleh Bp. Marto, 72 tahun, yang sempat berbincang-bincang dengan Bina Jiwa.
“Remen bu, teng mriki opo-opo dicukupi”( Senang bu, di sini apa-apa dipenuhi ) demikian ungkap Pak Marto. Menurutnya, dia merasa kerasan dan senang. Selain kebutuhan terpenuhi, dia juga mempunyai banyak teman sebaya usianya sehingga tidak merasa kesepian. Beberapa kegiatan yang diadakan Panti sering dia ikuti, misalnya olah raga bersama, pemeriksaan kesehatan dan pengajian seperti yang baru saja dia ikuti tadi pagi. Kalau ingin hiburan juga ada televisi yang bisa dilihat bersama-sama penghuni lain. Dan yang membuat dia lebih tenang, dia masih mendapatkan perhatian dari keluarganya. Dia memiliki anak yang masih rutin mengunjunginya.
Memang untuk para penghuni yang masih memiliki keluarga, peraturan Panti memperbolehkan keluarga untuk berkunjung. “Tapi, tidak diperkenankan terlalu sering, paling cepat ya 2 minggu sekali” jelas Pak Sur. Dia menyampaikan alasannya mengapa keluarga dilarang terlalu sering berkunjung. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari munculnya kecemburuan dari lansia lain yang tidak mempunyai keluarga . “Otomatis mereka tidak ada yang mengunjungi kan. Yah, menjaga perasaan yang lainlah...” timpalnya.
Mengurusi lansia yang berjumlah tidak sedikit seperti di Panti Wredha ini tentu bukan sesuatu pekerjaan yang gampang. Apalagi staf yang dia miliki jumlahnya tidak banyak. Pegawai di Panti Dredha ini sebanyak 8 orang, termasuk dirinya, yang berstatus sebagai PNS dan 6 orang tenaga honorer. Mereka terbagi dalam tugas-tugas untuk mengurusi keuangan, administrasi, rumah tangga, menyiapkan makanan dan bagian kesehatan (tetapi bukan petugas kesehatan). Meskipun dalam keterbatasan, Drs. Suryanto dan stafnya tetap bertekat untuk memberikan pelayanan terbaik untuk membahagiakan para orang tua terlantar yang tinggal di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. (TATI).
Selama 3,5 tahun, tepatnya sejak Desember 2009 Drs. Suryanto, mulai mengabdikan diri di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Menjabat sebagai Kepala Panti tidak bisa dibilang ringan. Akan tetapi, dengan pengalaman bekerja di Dinas Sosial sejak tahun 1993 serta berbekal rasa ikhlas dan sabar, Pak Sur, demikian panggilan akrabnya, menjalani semua tugas sehari-hari dengan santai. Ketika diminta menceritakan pengalaman bekerjanya di Panti Wredha atau Panti jompo ini, dia mengungkapkan bahwa semua pekerjaannya biasa-biasa saja, tidak ada problem berarti yang memberatkannya.
“Permasalahan orang tua itu unik. Bukan anak-anak saja yang suka bertengkar. Kadang-kadang lansia juga ada yang bertengkar, tidak tertib, ingin semaunya sendiri” katanya sambil tersenyum geli. Diapun melanjutkan “Kalau dirumah merawat orang tua sendiri jumlahnya hanya 2 orang, itu saja kalau usianya sudah cukup lanjut akan merasa gampang-gampang susah. Apalagi disini ada jumlah yang begitu banyak. Makanya bagaimana pandai-pandainya kita “ngemong” mereka.” urainya. Sekali lagi dia menekankan bahwa iklas dan sabar itu adalah modal utama yang harus dimiliki oleh orang yang ingin berhasil merawat lansia, apakah itu di rumah atau di panti.
Bapak dua putra yang lahir di Sukoharjo 50 tahun silam ini mempunyai prinsip hidup “nguwongke wong” (memanusiakan manusia). Prinsip hidupnya itu memang sangat relevan dengan tugas kedinasannya sejak di Dinas Sosial hingga saat ini di Panti Wredha. Tetapi, prinsip itupun dia berlakukan juga untuk kehidupan di luar pekerjaan, di rumah dan di masyarakat.
“Kalau disuruh menceritakan suka dan dukanya bekerja disini, saya akan lebih senang bercerita tentang sukanya” demikian lanjutnya. “ Kalau sukanya, atau lebih tepat saya bilang hal positif yang bisa didapatkan dengan bekerja di tempat ini yaa...Saya menjadi lebih sayang terhadap orang tua sendiri. Kalau saya bisa menyayangi penghuni Panti ini berarti saya harus bisa menyayangi orang tua lebih dari itu” tambahnya dengan membuat perbandingan. Dan dalam kenyataannya, dia sangat dekat dengan kedua orang tuanya terutama sang ibu. “Kalau ibu saya merasa tidak enak badan, yang dicari untuk “ngeroki” adalah saya, meskipun ada juga kakak yang perempuan yang dekat” demikian dia bercerita tentang ibunya.
Hikmah lain yang dapat dipetik dari pekerjaan yang digelutinya adalah dapat menumbuhkan kesadaran bahwa pada saatnya nanti dia juga akan menjadi tua. Hal itu memberi motivasi tersendiri baginya agar dapat mendidik kedua puteranya yang saat ini berusia 19 tahun dan 13 tahun itu dengan baik. Bersama dengan seorang wanita dari Purwokerto yang sekarang menjadi istrinya, Pak Sur membesarkan anak-anak dengan limpahan kasih sayang yang tulus. Harapannya, kelak anak-anak juga akan menyayangi orang tuanya dengan ikhlas dan tulus pula.(TATI).
Manusia yang diberikan umur panjang oleh Sang Kuasa mau tidak mau akan mengalami masa tua. Hal ini merupakan proses alamiah yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Proses penuaan akan menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada jaringan tubuh dan akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Semakin bertambahnya usia, beberapa masalah terkait gizi akan muncul. Bila tidak diperhatikan dan tidak diatasi akan meng-akibatkan malnutrisi (masalah gizi kurang ataupun gizi lebih) dan menurunkan kualitas hidup. Berikut ini perubahan fisik, biologis dan kondisi sosial pada lansia yang dapat mempengaruhi status gizi :
1. Metabolisme Basal menurun
Energi basal adalah energi yang dibutuh-kan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital seperti pernafasan, peredaran darah, meta-bolisme sel, mempertahankan suhu tubuh, dan lain-lain.
Kebutuhan kalori lansia lebih rendah daripada usia dewasa muda. Bila pola makan tidak berubah (cenderung makan tinggi lemak, tinggi kalori) maka akan terjadi overweight bahkan obesitas.
2. Aktivitas / kegiatan fisik berkurang, kalori yang digunakan sedikit, akibatnya cenderung kegemukan / obesitas.
3. Penyakit periodontal (gigi tanggal atau berlubang)
Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi :
- Kesulitan makan makanan berserat, sehingga cenderung makan makanan yang lunak (tinggi kalori), hal ini menyebabkan lansia cende-rung kegemukan/ obesitas.
- Kesulitan makan, gangguan fungsi mengu-nyah dan menelan menyebabkan hilangnya selera makan, asupan gizi kurang, resiko mengalami gizi kurang atau gizi buruk.
4.Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung dan nyeri yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta susah BAB yang menyebabkan wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu anemia.
5. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya terjadi defisiensi zat gizi mikro.
6. Gangguan pada indera pengecap dan penciuman dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn mengakibatkan nafsu makan menurun sehingga beresiko kekurangan asupan gizi.
7. Gangguan kemampuan motorik (gerakan menjadi lamban, kurang lincah) mengakibatkan kesulitan untuk menyiapkan makanan (termasuk menyuap) sehingga beresiko kekurangan asupan gizi.
8. Adanya penyakit seperti diabetes, hiper-tensi, asam urat, dan lain-lain yang memerlukan diet khusus, bila tidak diatur dengan baik dapat memperberat penyakit yang diderita.
9. Menurunnya kapasitas ginjal untuk menge-luarkan air dalam jumlah besar sehingga terjadi pengenceran natrium yang menyebabkan muncul-nya resiko hiponatremia, efeknya adalah timbul-nya rasa lelah.
10.Terjadinya Incontinentia urine (IU) yaitu yaitu pengeluaran urine diluar kesadaran. Lansia yang mengalami hal ini cenderung membatasi (atau dibatasi) asupan airnya sehingga beresiko dehidrasi.
11.Penurunan daya ingat jangka pendek dapat menyebabkan berlebihnya asupan (karena makan berkali-kali) atau kurangnya asupan (karena merasa sudah makan, sehingga tidak makan)
Dengan kompleksitas masalah yang terjadi pada lansia bukan berarti lansia tidak dapat memiliki dan menikmati kehidupan yang sehat dan menyenangkan. Berikut beberapa tips tentang pengaturan makan untuk bisa tetap hidup sehat dan berkualitas di usia senja :
1. Pilihlah makanan yang bervariasi dan beraneka ragam jenis untuk menda-patkan asupan gizi yang cukup dan leng-kap.
2. Variasikan menu makanan dengan baik, (bila lauk digoreng, sayurnya jangan yang ber-santan kental, atau bila sayurnya bersantan, lauknya sebaiknya dibakar, dipanggang atau direbus).
3. Kebutuhan energi lansia lebih rendah daripada usia dewasa muda, maka usahakan untuk menghindari gula sederhana atau makanan tinggi kalori (terlalu manis, terlalu berlemak) untuk menghindari resiko penumpukan lemak, atherosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) dan hiperglikemia (kadar gula darah yang terlalu tinggi).
4. Perhatikan tekstur makanan, sesuaikan dengan keadaan gigi geligi dan kemampuan mengunyah dan menelan lansia tersebut. Lebih baik bila diberi makanan yang lunak (daging cincang, ayam suwir, nasi tim, dan lain-lain)
5. Aturlah pola makan yang sesuai dengan kondisi lansia (penyakitnya, kemampuan makan-nya, kebiasaan & alergi atau pantangannya). Sebaiknya makanan disajikan dalam porsi kecil tapi sering (misal 3 kali makanan utama, 2 kali selingan, 3 kali buah) mengingat daya tampung makanan lansia yang terbatas.
6. Hindari makanan ber-lemak tinggi, seperti jerohan (usus, hati, ampela, otak, iso, babat, dll) lemak hewan (gajih), kulit hewan (krupuk rambak) goreng-gorengan dan santan kental.
7. Hindari makanan yang bernatrium tinggi, contohnya : garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, makanan kaleng dan makanan-makanan yang diawetkan menggunakan garam, seperti ikan asin, telur asin dan ikan pindang.
Fungsi pengecapan lansia yang menurun membuatnya mengeluh akan kurangnya rasa pada makanan, maka berikan pengertian pada lansia, karena bila hal ini dibiarkan akan beresiko tinggi-nya kadar gula darah dan tekanan darah.
8. Jaga saluran pencernaan tetap sehat dengan memperbanyak makan buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat.
9. Minumlah air putih yang cukup, bila mengalami Incon-tinentia Urine (pengeluaran urine secara tidak sadar) jangan batasi minum, tetapi lakukan pengaturan waktu minum dan buang air kecil.
10. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, misal dengan makan bersama, penya-jian yang semenarik mungkin untuk mem-bangkitkan selera makan.
11. Perkuat kekebalan tubuh dengan makan makanan yang mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan seperti susu (yang rendah lemak), biji-bijian utuh, sayuran hijau dan makan-an laut.
12. Santaplah makanan yang mengandung Vitamin D dan kalsium tinggi untuk mencegah pengeroposan dan pengecilan tulang.
13. Santaplah makanan yang mengandung Vitamin A, C, E dan B serta antioksidan untuk mencegah katarak, menjaga kesehatan mata dan mencegah kanker.
14. Hindari resiko penyakit jantung dengan cara membatasi makanan berlemak, kolesterol dan natrium. Perbanyak makanan yang kaya Vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan kalium seperi biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering, daging tidak berlemak, buah dan sayur.
15. Untuk menjaga agar ingatan tetap baik, dan fungsi syaraf tetap baik, makanlah sumber vitamin B6, B12 dan asam folat.
16. Pertahankan berat badan ideal dengan tetap berolahraga walaupun ringan, kurangi makan berlemak dan kurangi karbohidrat sederhana.
17. Untuk menghindari anemia makanlah makanan sumber zat besi. Sumber zat besi yang baik adalah makanan hewani, karena zat besi dalam makanan hewani dapat diserap tubuh 30-40 kali lebih baik daripada makanan nabati. Tapi pilihlah makanan hewani yang berlemak sedikit.
18. Hindari makanan yang terlalu pedas dan berbumbu tajam karena fungsi pencernaan yang menurun dan resiko tukak lambung.
19. Hindari minuman beralkohol karena :
- Mengganggu proses penyerapan zat gizi
- Merusak saraf dan jaringan tubuh
- Meningkatkan resiko hipertensi, sirosis hati dan kanker hati
20. Pilih bahan makanan yang segar, tidak tercemar bahan kimia dan mikroorganisme, hindari pemakaian bahan pewarna dan pengawet berbahaya.
21. Hati-hati pada minuman suplemen dan makanan formula yang dijual bebas, apalagi bila pemakaiannya dalam waktu lama, lebih baik konsultasikan dengan dokter.
22. Berikan motivasi untuk hidup teratur, sehat dan bahagia.
Menikmati hidup di usia senja dapat menjadi sangat berarti bila kita tahu trik-triknya. Pengetahuan ini juga penting bagi mereka yang hidup bersama lansia, untuk mendukung kesehat-an dan kebahagiaan lansia tersebut. Nutrisi yang tepat serta pola hidup sehat akan mendukung pening-katan kualitas hidup anda. (Dian K)
Menjadi tua, bukan suatu pilihan. Anak-anak, remaja, dewasa dan tua merupakan life cycle kehidupan manusia yang pasti dilalui apabila manusia tersebut diberi anugerah umur oleh Allah paling tidak sampai usia 55 tahun. Problematika yang muncul dari berbagai fase siklus itu selalu ada dan memiliki karakteristik masing-masing.
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada seseorang yang telah lanjut usia.
Menjadi tua yang sehat, bahagia dan sejahtera, adalah suatu pilihan. Boleh saja orang memilih keadaan yang sebaliknya, tetapi apa itu ada...? Wajar apabila seseorang memilih hal yang lebih baik, akan tetapi setiap pilihan akan membawa konsekuensi. Demikian pula jika memilih menjadi seorang yang sehat, bahagia dan sejahtera pada masa lanjut usia (lansia) nanti. Maka, dia juga harus sepakat dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai konsekuensinya.
Bagi setiap orang yang akan atau sedang mengalami proses perkembagan menuju lansia perlu memahami segala perubahan yang akan atau sedang terjadi pada dirinya. Perubahan yang barangkali tidak dipahami dan tidak disadari. Bahwa, usia yang lanjut akan membuat seseorang mengalami penurunan semua fungsi indera, juga akan menurun kemampuan motoriknya. Untuk itu, pengetahuan tentang perubahan yang terjadi tersebut amat dibutuhkan.
Bina Jiwa edisi kali ini menyuguhkan berbagai informasi yang diperuntukkan tidak saja kepada yang sudah lansia, tetapi juga kepada anda yang belum lansia, tetapi ada orang-orang disekitar anda yang menapaki lansia. Anda, juga perlu memahami perkembangan mereka. Keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarnya perlu memberikankan dukungan . Sehingga, fenomena “takut menghadapi lansia” rasanya tidak perlu terjadi lagi. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Salam dari Redaksi
Memiliki anak sehat
dan normal dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah dambaan semua orang tua.
Pada kenyataannya, tidak sedikit anak
yang memiliki gangguan pertumbuhan ataupun perkembangan, salah satunya adalah
Gangguan Spektrum Autisme. Berbekal rasa curiga bahwa anaknya “berbeda” dengan
anak lain, orang tua atau pengasuh dapat meminta tenaga kesehatan untuk
melakukan deteksi dini terhadap anak.
Selanjutnya ketika mendengar anaknya didiagnosis autism, orang tua
mungkin akan shock, merasa tidak percaya ataupun terpukul menerima kenyataan
tersebut. Langkah awal yang dilakukan orang tua bisa jadi akan memeriksakan
anak pada beberapa ahli sehingga
diagnosis yang ditegakkan benar-benar valid.
Namun jika memang benar anak tersebut mengalami
gangguan spektrum autism, alangkah baik dan bijaksananya jika orang tua tidak berlama-lama tenggelam dalam
keterpurukan atau kekecewaan terhadap kondisi anak. Hal tersebut justru akan
menghambat penanganan lebih lanjut terhadap gangguan yang dialami, mengingat
penanganan anak autis harus segera dan intensif dilakukan.
Ada banyak hal yang orang
tua dapat lakukan untuk membantu anak autis mengatasi tantangan mereka. Dari
belajar orang tua bisa membuat perbedaan besar. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mencari
informasi sebanyak-banyaknya mengenai
autis. Apa saja gejala yang muncul, apa saja problematika yang dihadapi, dan
bagaimana penanganannya? Orang tua juga perlu menyusun pertahanan mental yang
kuat dalam berinteraksi dengan anak autis, bagaimana berkomunikasi dengan
mereka dan merangkul secara emosional terhadap mereka. Selain itu juga perlu
dipersiapkan dari segi finansial, karena rangkaian terapi yang harus dijalani
secara intensif.
Orang tua tentu sangat sayang kepada anaknya dan
mau melakukan apapun agar anaknya dapat tumbuh dengan baik. Namun terkadang
orang tua keliru dalam memahami dan menangani anak autis.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan
orangtua dalam menangani anak autis antara lain :
1. Selalu mengikuti kemauan
anak agar tidak marah.
Hal ini akan membuat anak menjadi semakin
menuntut sebab keinginan anak akan semakin meningkat. Sebaiknya jelaskan kepada
anak mengapa terkadang keinginannya tidak boleh dipenuhi.
2. Sering tidak menepati janji tanpa penjelasan sebelumnya.
Anak autis sangat tergantung pada
rutinitas yang terstruktur. Jadi orangtua harus menjelaskan mengapa tidak bisa
menepati janji. Jika sering melanggar janji tanpa alasan yang jelas sebelumnya,
anak autis bisa menjadi tantrum atau rewel dan tidak lagi mempercayai
orangtanya.
3. Tidak membolehkan sama sekali tingkah laku stimulasi anak.
Anak autis memiliki kepekaan indera, baik
penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan penciuman. Tetapi bukan berarti anak
autis harus dihindarkan dari hal-hal yang mengganggu. Terkadang anak perlu diajak ke tempat-tempat yang ramai seperti mall atau
pusat perbelanjaan untuk meningkatkan kemampuan berinteraksinya.
4. Menanyai anak autis dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan.
Seringkali anak autis merasa kesal dengan
tiba-tiba. Apabila hal ini terjadi, jangan ganggu anak dengan
pertanyaan-pertanyaan yang justru membuatnya marah. Biarkan saja sampai moodnya
membaik lagi baru kemudian diajak berkomunikasi.
Apa yang harus dilakukan orang tua ??...
Secara garis besar yang perlu
dilakukan oleh orang tua adalah :
● Menerima dan memahami kondisi anak,
dengan penerimaan yang sungguh-sungguh terhadap keadaan anak. Orang tua sebaiknya
mencari informasi lebih lanjut kemudian mencari cara penanganan yang tepat bagi
anaknya untuk mendukung kemajuannya.
● Disiplin dan konsisten dalam
memberikan/melakukan terapi, hal ini sangat berguna untuk mengurangi
symptom-simptom yang menyertai dan meningkatkan / memunculkan perilaku yang
masih kurang
● Selalu memonitor perkembangan anak
● Melakukan interaksi yang sangat
intensif setiap saat (terutama untuk anak yang sangat kecil)
● Mengajak bersosialisasi di rumah dan
di luar rumah merupakan hal yang efektif untuk meningkatkan kemampuan anak
● Memasukkan anak ke sekolah inklusi
atau sekolah umum bila sudah memungkinkan
● Okupasi terapi di rumah (misalnya
menulis, menggunting, mewarnai, menyapu, meronce, dsb)
● Melatih kemampuan sensori (misalnya
mengayun-ayun, jungkat-jungkit, lempar-tangkap bola, engklek, melompat, bermain
di pasir / tanah
● Selalu mengisi waktu anak dengan
kegiatan yang sudah terencana, sesuai dengan kondisi anak
● Sediakan kamar tidur
khusus, jangan dibiasakan tidur bersama orangtua
● Latih kemandiriannya dengan
melakukan kebutuhan sehari-hari tanpa dibantu
● Mengubah penampilan sesuai
perkembangan usianya, asal dalam batas anak masih merasa nyaman
● Hargai keinginan anak, sebab mungkin dari situ
bisa diketahui minat dan bakat anak
● Jelaskan tentang pendidikan seks apabila sudah
mencapai usia puber. Pada penderita autis , perubahan hormonnya 5 kali lebih cepat
dibanding remaja non autis. Dorongan seksnya juga lebih besar
Merawat anak autis membutuhkan kesabaran.
Membimbing mereka dengan kuat memungkinkan orang tua untuk menjadi yang terbaik bagi anak.
Satu hal yang
kadang memberikan kelegaan tersendiri bagi orang tua anak autis, bahwa di balik
kekurangannya anak autis seringkali memiliki kemampuan-kemampuan menonjol
seperti matematika dan segala sesuatu yang berhubungan dengan visual-spasial.
Kemampuan ini sedikit banyak dapat meringankan stres orang tua. Dengan rencana
perawatan yang tepat, banyak cinta
dan kasih sayang serta dukungan yang diberikan oleh orang tua serta keluarga besar, anak autis
bisa belajar, bertumbuh, dan berkembang lebih optimal (eSPe).
DETEKSI DINI AUTIS
Meskipun sulit namun tanda dan gejala autism sebenarnya sudah bisa diamati
sejak dini bahkan sejak sebelum usia 6 bulan. 1.
DETEKSI DINI SEJAK DALAM KANDUNGAN Sampai sejauh ini dengan kemajuan tehnologi kesehatan di dunia masih juga
belum mampu mendeteksi resiko autism sejak dalam kandungan. Terdapat beberapa
pemeriksaan biomolekular pada janin bayi untuk mendeteksi autism sejak dini,
namun pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian. 2.
DETEKSI DINI SEJAK LAHIR HINGGA USIA 5 TAHUN Autisma agak sulit di diagnosis pada usia bayi. Tetapi amatlah penting
untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sejak dini karena penanganan
yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik. Beberapa pakar
kesehatanpun meyakini bahwa semakin besar kemungkinan kemajuan dan
perbaikan apabila kelainan pada anak ditemukan pada usia yang semakin muda
Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut
usia :
USIA 0 – 6 BULAN
· Bayi
tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
· Terlalu sensitif, cepat
terganggu/terusik
· Gerakan tangan dan kaki
berlebihan terutama bila mandi
· Tidak “babbling”
· Tidak ditemukan senyum
sosial diatas 10 minggu
· Tidak ada kontak mata diatas
umur 3 bulan
· Perkembangan motor
kasar/halus sering tampak normal
USIA 6 – 12 BULAN
· Bayi
tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
· Terlalu sensitif, cepat
terganggu/terusik
· Gerakan tangan dan kaki
berlebihan
· Sulit bila digendong
· Tidak “babbling”
· Menggigit tangan dan
badan orang lain secara berlebihan
· Tidak ditemukan senyum
sosial
· Tidak ada kontak mata
· Perkembangan motor
kasar/halus sering tampak normal
USIA 6 – 12 BULAN
Kaku bila digendong
Tidak mau bermain
permainan sederhana (ciluk ba, da-da)
Tidak mengeluarkan
kata
Tidak tertarik pada
boneka
Memperhatikan
tangannya sendiri
Terdapat keterlambatan dalam perkembangan
motor kasar/halus
Mungkin tidak dapat
menerima makanan cair
USIA 2
– 3 TAHUN
Tidak tertarik untuk
bersosialisasi dengan anak lain
Melihat orang sebagai
“benda”
Kontak mata terbatas
Tertarik pada benda
tertentu
Kaku bila
digendong
USIA 4 – 5 TAHUN
Sering didapatkan ekolalia
(membeo)
Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi
atau datar)
Marah bila rutinitas yang seharusnya
berubah
Menyakiti diri sendiri (membenturkan
kepala)
Temperamen tantrum
atau agresif (http://autism, deteksi dini autis)