APA YANG ORANG TUA BISA LAKUKAN UNTUK ANAK AUTIS ??
Posted by Unknown on Sabtu, 30 Maret 2013 | 0 komentar
Memiliki anak sehat
dan normal dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah dambaan semua orang tua.
Pada kenyataannya, tidak sedikit anak
yang memiliki gangguan pertumbuhan ataupun perkembangan, salah satunya adalah
Gangguan Spektrum Autisme. Berbekal rasa curiga bahwa anaknya “berbeda” dengan
anak lain, orang tua atau pengasuh dapat meminta tenaga kesehatan untuk
melakukan deteksi dini terhadap anak.
Selanjutnya ketika mendengar anaknya didiagnosis autism, orang tua
mungkin akan shock, merasa tidak percaya ataupun terpukul menerima kenyataan
tersebut. Langkah awal yang dilakukan orang tua bisa jadi akan memeriksakan
anak pada beberapa ahli sehingga
diagnosis yang ditegakkan benar-benar valid.
Namun jika memang benar anak tersebut mengalami
gangguan spektrum autism, alangkah baik dan bijaksananya jika orang tua tidak berlama-lama tenggelam dalam
keterpurukan atau kekecewaan terhadap kondisi anak. Hal tersebut justru akan
menghambat penanganan lebih lanjut terhadap gangguan yang dialami, mengingat
penanganan anak autis harus segera dan intensif dilakukan.
Ada banyak hal yang orang
tua dapat lakukan untuk membantu anak autis mengatasi tantangan mereka. Dari
belajar orang tua bisa membuat perbedaan besar. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mencari
informasi sebanyak-banyaknya mengenai
autis. Apa saja gejala yang muncul, apa saja problematika yang dihadapi, dan
bagaimana penanganannya? Orang tua juga perlu menyusun pertahanan mental yang
kuat dalam berinteraksi dengan anak autis, bagaimana berkomunikasi dengan
mereka dan merangkul secara emosional terhadap mereka. Selain itu juga perlu
dipersiapkan dari segi finansial, karena rangkaian terapi yang harus dijalani
secara intensif.
Orang tua tentu sangat sayang kepada anaknya dan
mau melakukan apapun agar anaknya dapat tumbuh dengan baik. Namun terkadang
orang tua keliru dalam memahami dan menangani anak autis.
Beberapa kesalahan yang sering dilakukan
orangtua dalam menangani anak autis antara lain :
1. Selalu mengikuti kemauan anak agar tidak marah.
Hal ini akan membuat anak menjadi semakin
menuntut sebab keinginan anak akan semakin meningkat. Sebaiknya jelaskan kepada
anak mengapa terkadang keinginannya tidak boleh dipenuhi.
2. Sering tidak menepati janji tanpa penjelasan sebelumnya.
2. Sering tidak menepati janji tanpa penjelasan sebelumnya.
Anak autis sangat tergantung pada
rutinitas yang terstruktur. Jadi orangtua harus menjelaskan mengapa tidak bisa
menepati janji. Jika sering melanggar janji tanpa alasan yang jelas sebelumnya,
anak autis bisa menjadi tantrum atau rewel dan tidak lagi mempercayai
orangtanya.
3. Tidak membolehkan sama sekali tingkah laku stimulasi anak.
3. Tidak membolehkan sama sekali tingkah laku stimulasi anak.
Anak autis memiliki kepekaan indera, baik
penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan penciuman. Tetapi bukan berarti anak
autis harus dihindarkan dari hal-hal yang mengganggu. Terkadang anak perlu diajak ke tempat-tempat yang ramai seperti mall atau
pusat perbelanjaan untuk meningkatkan kemampuan berinteraksinya.
4. Menanyai anak autis dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan.
Seringkali anak autis merasa kesal dengan
tiba-tiba. Apabila hal ini terjadi, jangan ganggu anak dengan
pertanyaan-pertanyaan yang justru membuatnya marah. Biarkan saja sampai moodnya
membaik lagi baru kemudian diajak berkomunikasi.
Apa yang harus dilakukan orang tua ??... |
● Menerima dan memahami kondisi anak,
dengan penerimaan yang sungguh-sungguh terhadap keadaan anak. Orang tua sebaiknya
mencari informasi lebih lanjut kemudian mencari cara penanganan yang tepat bagi
anaknya untuk mendukung kemajuannya.
● Disiplin dan konsisten dalam
memberikan/melakukan terapi, hal ini sangat berguna untuk mengurangi
symptom-simptom yang menyertai dan meningkatkan / memunculkan perilaku yang
masih kurang
● Selalu memonitor perkembangan anak
● Melakukan interaksi yang sangat
intensif setiap saat (terutama untuk anak yang sangat kecil)
● Mengajak bersosialisasi di rumah dan
di luar rumah merupakan hal yang efektif untuk meningkatkan kemampuan anak
● Memasukkan anak ke sekolah inklusi
atau sekolah umum bila sudah memungkinkan
● Okupasi terapi di rumah (misalnya
menulis, menggunting, mewarnai, menyapu, meronce, dsb)
● Melatih kemampuan sensori (misalnya
mengayun-ayun, jungkat-jungkit, lempar-tangkap bola, engklek, melompat, bermain
di pasir / tanah
● Sediakan kamar tidur
khusus, jangan dibiasakan tidur bersama orangtua
● Latih kemandiriannya dengan melakukan kebutuhan sehari-hari tanpa dibantu
● Mengubah penampilan sesuai perkembangan usianya, asal dalam batas anak masih merasa nyaman
● Latih kemandiriannya dengan melakukan kebutuhan sehari-hari tanpa dibantu
● Mengubah penampilan sesuai perkembangan usianya, asal dalam batas anak masih merasa nyaman
● Hargai keinginan anak, sebab mungkin dari situ
bisa diketahui minat dan bakat anak
● Jelaskan tentang pendidikan seks apabila sudah
mencapai usia puber. Pada penderita autis , perubahan hormonnya 5 kali lebih cepat
dibanding remaja non autis. Dorongan seksnya juga lebih besar
Merawat anak autis membutuhkan kesabaran. Membimbing mereka dengan kuat memungkinkan orang tua untuk menjadi yang terbaik bagi anak.
Satu hal yang
kadang memberikan kelegaan tersendiri bagi orang tua anak autis, bahwa di balik
kekurangannya anak autis seringkali memiliki kemampuan-kemampuan menonjol
seperti matematika dan segala sesuatu yang berhubungan dengan visual-spasial.
Kemampuan ini sedikit banyak dapat meringankan stres orang tua. Dengan rencana
perawatan yang tepat, banyak cinta
dan kasih sayang serta dukungan yang diberikan oleh orang tua serta keluarga besar, anak autis
bisa belajar, bertumbuh, dan berkembang lebih optimal (eSPe).
DETEKSI DINI AUTIS
Meskipun sulit namun tanda dan gejala autism sebenarnya sudah bisa diamati sejak dini bahkan sejak sebelum usia 6 bulan.
1. DETEKSI DINI SEJAK DALAM KANDUNGAN
Sampai sejauh ini dengan kemajuan tehnologi kesehatan di dunia masih juga belum mampu mendeteksi resiko autism sejak dalam kandungan. Terdapat beberapa pemeriksaan biomolekular pada janin bayi untuk mendeteksi autism sejak dini, namun pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian.
2. DETEKSI DINI SEJAK LAHIR HINGGA USIA 5 TAHUN
Autisma agak sulit di diagnosis pada usia bayi. Tetapi amatlah penting untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sejak dini karena penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik. Beberapa pakar kesehatanpun meyakini bahwa semakin besar kemungkinan kemajuan dan perbaikan apabila kelainan pada anak ditemukan pada usia yang semakin muda
Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :
Meskipun sulit namun tanda dan gejala autism sebenarnya sudah bisa diamati sejak dini bahkan sejak sebelum usia 6 bulan.
1. DETEKSI DINI SEJAK DALAM KANDUNGAN
Sampai sejauh ini dengan kemajuan tehnologi kesehatan di dunia masih juga belum mampu mendeteksi resiko autism sejak dalam kandungan. Terdapat beberapa pemeriksaan biomolekular pada janin bayi untuk mendeteksi autism sejak dini, namun pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian.
2. DETEKSI DINI SEJAK LAHIR HINGGA USIA 5 TAHUN
Autisma agak sulit di diagnosis pada usia bayi. Tetapi amatlah penting untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sejak dini karena penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik. Beberapa pakar kesehatanpun meyakini bahwa semakin besar kemungkinan kemajuan dan perbaikan apabila kelainan pada anak ditemukan pada usia yang semakin muda
Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :
USIA 0 – 6 BULAN |
· Bayi
tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
· Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik · Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi · Tidak “babbling” · Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu · Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan · Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal |
USIA 6 – 12 BULAN |
· Bayi
tampak terlalu tenang ( jarang menangis)
· Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik · Gerakan tangan dan kaki berlebihan · Sulit bila digendong · Tidak “babbling” · Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan · Tidak ditemukan senyum sosial · Tidak ada kontak mata · Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal |
USIA 6 – 12 BULAN |
|
USIA 2 – 3 TAHUN |
|
USIA 4 – 5 TAHUN
|
|
0 komentar for "APA YANG ORANG TUA BISA LAKUKAN UNTUK ANAK AUTIS ??"