ANAK AUTIS : PAHAMI DAN SAYANGILAH MEREKA

Posted by Unknown on Sabtu, 30 Maret 2013 | 1 komentar


Setiap orang tua pasti mengharapkan anak yang sehat dan normal. Namun adakalanya Tuhan berkehendak lain. Dia memilih beberapa orang tua untuk membesarkan anak berkebutuhan khusus. Anak penderita autis adalah salah satu contoh anak berkebutuhan khusus. Ia memang berbeda dari anak lain. Tetapi keunikan karakternya tidak boleh menjadi alasan menolaknya. Mengenal autisme adalah langkah awal memahami penderitanya.


Pada fase pertumbuhan dan perkembangan normal, anak akan memiliki kemampuan yang bertambah seiring bertambahnya usia. Aspek-aspek perkembangan meliputi gerak kasar (misalnya miring, duduk, berdiri), gerak halus (misalnya menjimpit, menulis), kemampuan bicara, dan kemampuan berinteraksi atau sosialisasi dengan lingkungannya. Adanya gangguan yang meliputi seluruh aspek perkembangan tersebut disebut gangguan perkembangan pervasif. Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan pervasif. Autisme (autis) berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang autis seakan hidup di dunianya sendiri Pengertian ‘autis’ yang saat ini sering digunakan masyarakat atau media massa merujuk pada gangguan dengan tiga gejala utama yaitu (1) hambatan dalam interaksi sosial, (2) komunikasi dan (3) adanya perilaku berulang dan terbatas. Adanya hambatan pada anak penyandang autis merupakan suatu permasalahan yang perlu penanganan segera untuk mengurangi dampak negatif dalam perkembangannya. Temuan kejadian autis akhir-akhir ini makin banyak didapatkan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gangguan tumbuh kembang.. Gangguan autis terjadi sebelum anak berumur 3 tahun. Prevalensi gangguan autis adalah 2 – 5 kasus per 10.000 anak dibawah 12 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, anak laki-laki lebih sering menderita autis dibandingkan anak perempuan.
Penyebab Autisme ??...
PENYEBAB AUTIS Sampai saat ini penyebab pasti terjadinya autis belum diketahui. Suatu gangguan organik-neurologis-biologis mungkin berperan sebagai faktor penyebab autis. Faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab autis antara lain genetik atau keturunan, adanya gangguan dalam masa kehamilan dan persalinan, adanya gangguan di otak, berbagai infeksi virus, keracunan logam berat, dan alergi gluten. GEJALA AUTIS Karena autis terjadi sebelum anak berusia tiga tahun, maka sebenarnya gejala-gejala autis bisa dideteksi sejak bayi. Tiga gejala utama autisme adalah sebagai berikut: A. Gangguan interaksi sosial, yang ditandai dengan: 1. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang memadai. Kontak mata kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang tertuju. 2. Tidak bisa bermain atau berinteraksi dengan teman sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. 3. Tidak mampi mengekspresikan perasaan kegembiraan. Tidak mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain. 4. Kurangnya interaksi sosial dan respons emosional. B. Gangguan dalam komunikasi, yang ditandai dengan: 1. Adanya keterlambatan perkembangan atau ketidakmampuan berbicara secara verbal. 2. Bila mampu bicara, tidak mampu mempertahankan komunikasi verbal. 3. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang 4. Cara bermain yang kurang variatif dan tidak pernah menunjukkan permainan sandiwara, misalnya berpura-pura merawat bayi. C. Adanya pola perilaku, minat dan kegiatan yang dipertahankan dan diulang-ulang, yang ditandai dengan: 1. Adanya preokupasi dengan satu atau lebih minat yang stereotipik (menetap dan berulang-ulang), misalnya hanya mau memakai baju berwarna hitam, 2. Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak mempunyai fungsi yang jelas, misalnya mandi selalu pada pukul 6 sore, 3. Adanya gerakan berulang. 4. Adanya ketertarikan yang menetap terhadap suatu benda, misalnya memiliki ketertarikan berlebihan terhadap kereta api. PERJALANAN PENYAKIT Gejala autis timbul sebelum usia 3 tahun, tetapi saatnya tidak selalu sama pada setiap anak. Anak mungkin terlihat berkembang secara normal, kemudian terjadi suatu kemunduran dalam perkembangannya. Pada masa bayi, gejala autis mungkin tampak dengan ketiadaan kontak mata, tidak ada senyum sosial, tidak mau digendong, dan tidak ada perilaku kelekatan, misalnya tidak menangis jika ditinggal ibu. Celoteh anak-anaknya sangat sedikit atau tanpa arti. Anak autis tidak mampu meniru permainan sederhana atau kegiatan yang biasa dilakukan bayi. PENANGANAN Tujuan dari terapi autis adalah untuk mengurangi masalah perilaku, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi. Masing-masing anak merupakan individu yang unik, dengan kemampuan dan keterbatasannya. Oleh karena itu dalam penanganan anak autis dibutuhkan suatu tim terpadu yang terdiri dari psikiater, psikolog, perawat, pendidik, terapis wicara, dan terapis okupasi. Tim ini bekerja dalam mendeteksi secara dini dan memberikan program penatalaksanaan, baik berupa pengobatan maupun terapi yang tepat. Dengan deteksi yang dini dan penanganan yang tepat diharapkan akan tercapai hasil yang optimal. Kira-kira 75% anak autis mengalami retardasi mental dalam berbagai tingkatan. Anak autis dengan IQ di atas 70 dan mampu menggunakan bahasa komunikatif mempunyai prognosis yang baik. Pada umur dewasa, 1-2% mencapai status normal dan mampu bekerja mandiri. Lingkungan yang mendukung dan mampu memenuhi kebutuhan anak dapat meningkatkan prognosis. Keberhasilan terapi pada anak autis tergantung dari : a. Berat ringannya gejala yang timbul b. Diagnosis dini c. Penanganan dini d. Kecerdasan anak e. Tingkat kemampuan berbicara dan bahasa f. Kepatuhan terapi PENGOBATAN Sampai saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan gejala autis. Pengobatan pada anak autis ditujukan untuk mengurangi gejala emosi dan perilaku yang mengganggu, misalnya agresif, cemas, kesulitan tidur, hiperaktif, dan menyakiti diri, sehingga dapat meningkatkan manfaat terapi yang lain. Beberapa bahan makanan diyakini berpengaruh terhadap emosi dan perilaku anak autis, yakni casein dan gluten, gula yang berlebihan, bahan pengawet, pewarna makanan, dan buah-buahan tertentu. Hal ini masih kontroversial dan bersifat individual. Sebaiknya orang tua melakukan pengamatan terhadap makanan tertentu yang mungkin berpengaruh terhadap emosi dan perilaku anak. PROBLEMATIKA Anak dengan gangguan autis mempunyai cara pandang yang unik terhadap diri dan lingkungannya. Hal ini menyebabkan permasalahan baik terhadap perkembangan dirinya, keluarga, dan lingkungannya. Karenanya diperlukan penangan serius dan menyeluruh yang mencakup berbagai aspek. Beberapa anak autis memperlihatkan kecenderungan sebagai berikut : a. Peka terhadap rangsang tertentu, misalnya suara yang keras. b. Karena asyik dengan dirinya sendiri, anak menjadi kurang berminat belajar hal yang baru. c. Tidak mau bicara. d. Tidak mau berinteraksi sosial. e. Ketidakstabilan emosi, adanya perilaku yang agresif, mengamuk dan melukai diri. f. Hambatan pada keterampilan motorik. Orang tua dari anak yang mengalami gangguan autis sering bingung, cemas, putus asa, dan tidak tahu harus berbuat apa. Mereka sering menyalahkan diri, saling menyalahkan antara suami dan istri, atau menyalahkan pihak lain yang dianggap menjadi sumber penyebab. Adanya anak autis di dalam keluarga pasti mempengaruhi cara berinteraksi orang tua-anak. Terhadap anak yang autis, orang tua sering menjadi sangat protektif. Hal ini dapat berpengaruh terhadap saudaranya. Mereka dapat merasa tertekan, terabaikan, dan cemburu kalau orang tua kurang bijaksana dalam mengasuh anak autis dan saudara-saudarnya. Berbagai keadaan ini dapat sumber konflik dalam keluarga. Lingkungan masyarakat dan sekolah sering bingung dalam menghadapi anak autis. Perilaku hiperaktif, agresif, dan impulsivitas sering menyebabkan lingkungan merasa terganggu Membesarkan anak autis memang sangat tidak mudah. Seorang ibu menggambarkannya sebagai suatu perjuangan panjang yang tak pernah usai. Hidup bersama anak autis memerlukan semangat kasih sayang. Kasih sayang itulah yang kemudian menjadi energi untuk membuatnya tumbuh dan berkembang mendekati anak normal. *) Dr. Maria Rini Indriarti, SpKJ, M.Kes, psikiater, bertugas di Intalasi Tumbuh Kembang Anak RSJD Surakarta

1 komentar for "ANAK AUTIS : PAHAMI DAN SAYANGILAH MEREKA"

  1. lacienegajaanah says:

    Gambling Sites With the Most Popular Casino Types
    1. PokerStars Casino · 2. Bovada Casino · 3. Cafe 슬롯머신 Casino 꽁머니 지급 · 여수 op 사이트 4. InterTops Casino · 5. BetMGM 통장 협박 대처법 Casino · 바카라카운팅 6. Red Dog Casino · 7. Slots

Posting Komentar

Klik

  • Serius...
  • Harap tenang ya...
  • Hmmm enaaaak...
  • Harap antri...
  • Tensi saya berapa pak...
  • Ya bu...
  • Asyiiiik...
  • Siap....

Subscription

Silakan Masukkan E-mail Anda untuk mendapatkan Berita terbaru

Tim Redaksi Bina Jiwa

Recent News