INVITATIONS

Posted by Unknown on Kamis, 15 November 2012 | 0 komentar | Leave a comment...


1.       TWO WOMEN ARE TALKING ON THE TELEPHONE
SALMA 
:
“Hello, Good  afternoon. It’s me, Salma. May I talk with Sarah, Please?”
SARAH 
:
“ Yes, I am Sarah. Hi, Salma, How are you?
SALMA 
:
“I am Fine, How about You and your Family?
SARAH
:
“We are fine, too. Thank You”.
SALMA

“I am glad to hear that every one’s fine. By the way, the main reason I called is that Hendra and I want to have a small party for Rico and Nadia before they leave for Jakarta this Saturday. The party will be on Friday evening, after dinner. We ‘re wondering if you and Toni would be interested in coming?”
SARAH
:
“That sounds wonderful. I don’t think we have plans for that evening. Just let me ask Toni. O.K?”
SALMA
:
“ Of Course. I’ll hold. ( A minute later )
SARAH
:
“ Hello, Salma? We ‘re free that evening. We ‘d love to come”.
SALMA
:
“ Wonderful. The party will start around 8.00 pm”.
SARAH
:
“Is there anything we can bring?”
SALMA
:
“I think we’ll have plenty. But, if there’s something special you want to bring..”
SARAH
:
“O.K. I’ll probably think of something…”

2.       TWO STUDENT BEGINS TALKING WITH ANOTHER STUDENT
Student I
:
“Hey, Jerry. Wait up a minute……”
Student II
:
“Oh, Hi, Herb. What’s up?”
Student I
:
“There’s something I want to ask you. As you know, I’m member of the Bible Study Group on Campus, and we’re going to have an open house for new members this Sunday. I’d like to invite you to come if you want…”
Student II
:
“Hmmm, I’m sorry, Herb. But I’m afraid I can’t. I’ve already made other plans.Thank you for your invitation,though”.
Student I
:
“O.K. Well, maybe some other time. I think you’d like…”

Jendela Rumah Sakit

Posted by Unknown on Selasa, 13 November 2012 | 0 komentar | Leave a comment...


Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunua yang ada di kamar itu.
Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.
Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.
“Di luar jendela, tampak sebuah teman dengan kolam yang indah, itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”
Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemangdangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.
Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas.Meski pria yang ke dua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.
Begitulah seterusnya, dari hari ke hari, satu minggu pun berlalu.
Suatu pagi,perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu lalu memanggil perawar lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti semua kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.
Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan di dunia luat melalui jendela itu. betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG !!!
Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.
“Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” Kata perawat itu.
Renungan
Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk berpikir, dan bertindak.
Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.
Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam seetiap langkah manusia. Ucapan-ucapan yang bersemangat, tutur kata kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. menyampaikan keburukan sebanding dengan setengah kemuraman, namun. Menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

Rehabilitasi Medik pada Tortikolis

Posted by Unknown on Kamis, 01 November 2012 | 0 komentar | Leave a comment...


Oleh : dr. Desy Kurniawati Tandiyo, Sp.KFR


Tortikolis adalah suatu keadaan keterbatasan gerakan leher dimana kepala miring ke sisi terkena dan dagu mengarah ke sisi berlawanan, yang disebabkan pemendekan otot sternokleidomastoideus.
Istilah tortikolis berasal dari kata Latin, tortus yang berarti berputar dan collum yang berarti leher, menunjukkan presentasi pada leher dalam posisi berputar.
Kelainan ini dapat mengakibatkan otot menjadi relatif lebih pendek dan bentuk wajah asimetris. Tortikolis yang tidak mendapat penanganan tepat akan mengakibatkan kecacatan pada penderita.
Penanganan berupa penanganan konservatif baik medikamentosa, terapi Rehabilitasi Medik maupun penanganan bedah.  
Terapi Rehabilitasi Medik berupa terapi panas superfisial dan dalam, massase otot sternokleidomastoideus, latihan peregangan, pemberian collar dan pemberian program di rumah (posisi yang tepat).
Latihan peregangan dengan gentle. Latihan ini bertujuan untuk memaksimalkan jarak antara sendi sternoklavikular ipsilateral dengan processus mastoideus. Wajah diputar pada otot yang terkena saat kepala dimiringkan pada arah yang berlawanan dengan leher ekstensi.
Anak dengan tortikolis kiri (gambar 1.1), latihan meliputi rotasi dengan gentle kepalanya ke kiri (tampak pada gambar 1.2) dan peregangan gentle kepala dan lehernya ke kanan (tampak pada gambar 1.3 dan 1.4).   
Torticollis-left-1
(1)
Torticollis-left-2
(2)
Torticollis-left-3
(3)
Torticollis-left-4
(4)

Gambar 1. Latihan peregangan pada anak dengan tortikolis kiri


Anak dengan tortikolis kanan (gambar 2.1), latihan meliputi rotasi dengan gentle kepalanya ke kanan (tampak pada gambar 2.2) dan peregangan gentle kepala dan lehernya ke kiri (tampak pada gambar 2.3 dan 2.4).  


Torticollis-right-1
(1)
Torticollis-right-2
(2)
Torticollis-right-3
(3)
Torticollis-right-4
(4)

Gambar 2. Latihan peregangan pada anak dengan tortikolis kanan  

Penggunaan collar efektif dalam memperbaiki kemampuan bayi untuk menahan kepalanya pada posisi midline. Ada 2 tipe collar yaitu Tubular Orthosis for Torticollis (TOT) dan foam collar.

Gambar 3. Anak menggunakan TOT


Gambar 4. Anak menggunakan foam collar
             
Untuk pemberian program di rumah berupa posisi yang tepat. Posisi yang tepat sangat penting dalam membantu koreksi dan mencegah asimetri wajah. Jika dalam posisi telungkup atau telentang, wajah diputar untuk melihat ke arah sisi otot sternokleidomastoideus yang terkena, dan kepala dimiringkan menjauhi bahu. Posisi ini dapat dipertahankan dengan penggunaan bantal pasir atau gulungan selimut. Jika anak dengan tortikolis kiri bermain dengan posisi tengkurap, letakkan semua mainan supaya anak memutar wajahnya ke kiri (gambar 5.1), begitu juga sebaliknya dengan tortikolis kanan (gambar 5.2).






PositioningPositioning



                        (1)                                                                                (2)

Gambar 5. Posisi bermain pada anak dengan tortikolis (1) tortikolis kiri, (2) tortikolis kanan

            Dalam menggendong anak dengan tortikolis kiri, wajah anak menghadap ke depan, dalam posisi side-lying, dengan telinga kiri anak bersandar pada lengan kiri penggendong, letakkan lengan kanan penggendong antara tungkai anak dan menyangga tubuh anak, gendong dalam posisi ini sebisa mungkin (gambar 6.1), begitu juga sebaliknya pada anak dengan tortikolis kanan (gambar 6.2).

CarryingCarrying





(1)                                                                                                                                                                 (2)


Gambar 6. Posisi menggendong pada anak tortikolis (1) tortikolis kiri, (2) tortikolis kanan
             

Minum Obat yang Aman :

Posted by Unknown on Sabtu, 13 Oktober 2012 | 1 komentar | Leave a comment...


Pertanyaan:
Yth. Dokter Budhi,
Dokter,  saya ini adalah salah satu pasien di RSJD Surakarta. Pernah  mondok sekali selama satu minggu,   yaitu sekitar  1 tahun yang lalu. Dan sampai saat ini saya rajin kontrol setiap bulan. Dok, saya juga mempunyai penyakit mag. Pada saat mag saya kambuh bolehkah saya  minum obat yang saya beli di warung…? Sedangkan saat itu saya juga masih terus minum obat jiwa yang dari RSJ. Jadi saya minum obat yang bersamaan antara obat mag dan obat jiwa. Bagaimana boleh apa tidak…? Terima kasih penjelasannya dok.
Pambudi, Kratonan.
Sdr. Pambudi di Kratonan
Anda masih minum obat dari RS Jiwa Daerah Surakarta sesuai dengan anjuran dokter yang merawat, itu hal yang baik. Kalau anda juga menderita mag dan minum obat yang anda beli dari warung, tentu kami tidak tahu obat apa yang anda minum. Tetapi obat mag umumnya bersifat meredam keluarnya asam lambung dengan menutupi permukaan  lambung, oleh karena itu sebaiknya anda minum obat dari RSJ lebih kurang satu jam sebelum anda minum obat mag, sehingga penyerapan obat tadi tidak terhambat oleh obat mag yang anda minum. Demikian sdr. Pambudi di Kratonan, semoga penjelasan ini dapat membuat anda lebih baik dalam berobat.

Ingin Bekerja di Pabrik.

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...


Pertanyaan :
Yth. Dokter Budhi,
Dok, saat ini saya tengah bingung terhadap keinginan yang disampaikan anak saya. Dia minta ijin kepada saya agar diperbolehkan bekerja di pabrik seperti  halnya teman-teman lain di kampung. Katanya dia sudah merasa sembuh dan ingin bekerja supaya punya pendapatan untuk membantu ekonomi keluarga. Perlu saya sampaikan bahwa anak saya  itu sudah sekitar 3 tahun lamanya menderita sakit jiwa, tetapi Alhamdulillah keadaan dia sekarang sudah baik, hampir sudah tidak ada masalah lagi. Sudah tidak sering bingung ataupun marah-marah, mengerjakan pekerjaan rumah juga mau, bergaul dengan teman-temannya juga  baik . Tapi, bagaimanapun saya tetap khawatir. Apakah memang  anak saya sudah mampu untuk  bekerja di pabrik ? Sedangkan dia sampai saat ini masih harus terus minum obat.  Dok,  keinginan untuk bekerja di pabrik itu sebaiknya saya perbolehkan atau tidak…? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih.
Ibu Sri Utami, Sragen.

Ibu Sri Utami di Sragen,
Ibu sudah melihat sendiri bahwa putra ibu sudah pulih keadaannya. Ibu harus ikut mendukung agar ia terus menjadi lebih baik. Kekhawatiran ibu sebagaimana ibu sampaikan adalah hal yang biasa kita temukan, untuk mengatasinya ibu dapat konsultasi dengan dokter yang merawatnya. Mungkin perlu dilakukan pemeriksaan psikologis (psikometri/ psikotes), agar ibu dapat melihat sendiri mengenai kemampuan putra ibu sehingga dapat melepasnya untuk bekerja seperti yang diinginkannya. Tentu saja obat yang saat ini masih diminumnya perlu dilanjutkan sampai  psikiater yang merawat menyatakan dapat dihentikan. Pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan putra ibu akan mempercepat kesembuhan/ pemulihannya. Demikian ibu Sri Utami di Srage, semoga putra ibu dapat segera bekerja sesuai dengan apa yang diinginkannya dan terus menjadi lebih baik sampai psikiater nanti menyatakannya sembuh.

Apa Itu EEG...?

Posted by Unknown on Jumat, 12 Oktober 2012 | 0 komentar | Leave a comment...


Pertanyaan:
Pak dokter yang baik,
Kakak saya beberapa kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa Solo. Ketika kami membawanya pulang beberapa minggu yang lalu, kami diberi hasil pemeriksaan ELECTROENCEPHALOGRAPHY atau EEG, yang saya sama sekali tidak mengerti. Perawat mengatakan bahwa itu adalah hasil rekam otak, dan kalau saya ingin mendapat penjelasan lebih lanjut dapat berkonsultasi dengan dokter pada waktu mengantar pasien kontrol. Tapi kontrol terakhir yang mengantar kakak saya adalah istrinya, dan kebetulan ia lupa membawa hasil EEG nya. Mohon maaf, latar belakang saya bukan medis, jadi saya ingin mendapat penjelasan apakah EEG itu bermanfaat bagi pasien, dan apa bedanya dengan scan otak? Terima kasih banyak sebelumnya.
Renata - Wonogiri
Jawaban:
Sdr. Renata di Wonogiri, Elektro Ensefalo Grafi atau EEG yang dilakukan di RS Jiwa Daerah Surakarta adalah EEG yang disertai dengan pemetaan otak (Brain Mapping). Alat itu tentu berbeda dengan scan otak. Scan otak adalah gambaran otak secara fisik yang di foto per bagian/ penampang  tertentu, sedangkan EEG merekam kerja/fungsi otak per bagian tertentu, terutama permukaan otak yaitu bagian otak yang paling aktif. Masing-masing bagian permukaan otak tersebut mempunyai fungsi tertentu, sehingga melihat hasil rekaman tersebut dapat diinterpretasikan bagaimana berfungsinya bagaian-bagian otak tersebut. Pada gangguan jiwa akan tampak berbagai  perubahan fungsi tersebut. Brain mapping lebih menjelaskan dengan pemetaan bagian otak mana yang fungsinya terganggu. EEG dan Brain Mapping ini tentu bermanfaat bagi pasien: pertama untuk penetapan diagnosis yang lebih tepat, pemilihan obat yang lebih tepat dan untuk menilai kemajuan terapi. Begitu Sdr. Renata, semoga penjelasan ini dapat memenuhi keingintahuan anda.

Oleh-Oleh Workshop Keperawatan 2012

Posted by Unknown on Rabu, 10 Oktober 2012 | 0 komentar | Leave a comment...


Pada Hari Selasa, tanggal 10 Juli 2012 di Ruang Marakata RSJD Surakarta  diselenggarakan alih pengetahuan (transfer knowledge) tentang “ HUKUM KEPERAWATAN  & KODE ETIK SERTA PERANNYA DALAM STANDAR AKREDITASI BARU PLUS REKAM & AUDIT KEPERAWATAN ( JCI )”.
Materi yang disampaikan dalam pelatihan tersebut merupakan oleh-oleh dari Ibu Ruth Herawati,S.Kep., Ibu Rini Sunaryati, S.Kep dan Bp. Suminanto, S.Kep. Beliau bertiga merupakan utusan dari RSJD Surakarta setelah menghadiri WorkShop Keperawatan 2012. Workshop tersebut diselenggarakan oleh PPNI Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Program Doktor - Ilmu PSDM Program Pascasarjana Universitas Airlangga di Yogyakarta pada tanggal 4 hingga 5 Mei 2012.
Sudah menjadi budaya dari RSJD Surakarta bahwa setiap pegawai yang diutus mengikuti pelatihan di luar Rumah Sakit, maka sekembalinya mereka mempunyai kewajiban untuk menularkan ilmu yang telah mereka peroleh. Sehingga apa yang disampaikan dalam pelatihan tersebut dapat diketahui oleh pegawai yang lain, khususnya bagi profesi yang sama. Sehingga dalam hal ini perkembangan ilmu keperawatan maupun ilmu kesehatan yang baru dapat diterima pula oleh perawat di RSJD Surakarta yang lain, meskipun mereka tidak mengikuti pelatihan di luar.
Peserta yang mengikuti alih pengetahuan kali ini sebanyak 50 orang,  terdiri dari seluruh Kepala Ruang, Pebimbing Klinik ( Clinical Instructure/CI ), POKJA Keperawatan dan Komite Keperawatan. Dengan harapan, selain mereka mendapatkan perkembangan ilmu baru, mereka juga dapat menyebarluaskan kepada teman sejawat/staf perawat dan mahasiswa praktek di RSJD Surakarta. Terlebih pelatihan kali ini sangat penting dan bermanfaat demi kemajuan Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, dalam meningkatkan pelayanan prima dan menyongsong penilaian RS berstandar JCIA.

SEMINAR UNTUK GURU TK DAN PAUD

Posted by Unknown on Sabtu, 06 Oktober 2012 | 0 komentar | Leave a comment...



Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mengadakan seminar pada tanggal 18 Juli 2012 yang lalu. Seminar ini diadakan dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional yang ditetapkan pada tanggal 23 Juli sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1984, sebagai bukti dukungan upaya pemenuhan hak anak yang peringatannya dilaksanakan setiap tahunnya. Dalam Kerangka acuan Dasawarsa Anak Indonesia 2007-2017, tema sentral HAN tahun 2012 adalah “Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak” dengan subtema ”Saya Anak Indonesia Beriman, Jujur, Cerdas, Sehat, Berakhlak Mulia dan Berprestasi”. Untuk itu Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta mencoba mengusung tema hari anak sebagaimana tersebut diatas dengan mengadakan seminar bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Olah Raga se Solo Raya yang telah menugaskan perwakilan dari guru-guru sekolah tingkat PAUD dan SD yang mendapat sambutan luar biasa hangat dengan kehadiran peserta + sebanyak 179 Orang
            Seminar ini menghadirkan 4 Orang pembicara dari pihak Rumah Sakit Jiwa yang melibatkan unsur Psikolog, Psikiater, dan Psikiater Anak. Masing masing menyampaikan makalahnya dengan sangat mendalam sebagaimana diungkapkan oleh peserta didik yang mengikuti seminar. Makalah yang disampaikan mencakup deteksi dini gangguan jiwa pada anak & remaja dan stimulasi dini perkembangan anak yang disampaikan oleh dr. Rh. Budhi Muljanto,Sp.KJ, Masalah emosi dan perilaku penyebab gangguan belajar pada anak yang disampaikan oleh Gusti Ayu Maharatih serta Penanganan gangguan mental pada anak yang disampaikan langsung oleh Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja di RS. Jiwa Daerah Surakarta, dr. Maria Rini Indriarti, Sp.KJ.
            Secara terpisah dr. Maria Rini Indriarti, Sp.KJ selaku kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja RS. Jiwa Daerah Surakarta menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya seminar. Yaitu untuk memberikan wawasan pengetahuan kepada para guru PAUD dan TK se wilayah kota Surakarta tentang tumbuh kembang anak dan segala aspek psikologis yang menyertainya. Bagaimana mengetahui bahwa murid kita menderita kelainan gangguan tumbuh kembang? Misalnya usia telah mencapai 3 tahun tetapi belum bisa berbicara atau bahkan tingkah lakunya terlalu aktif dibandingkan anak-anak usia sebayanya? Untuk itulah bersamaan dengan dicanangkannya Hari Anak Nasional, Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta merasa perlu untuk turut berperan serta dalam mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan program-program penanganan gangguan mental emosional prilaku pada anak secara lebih nyata. Hal itu sejalan Misi yang diemban Rumah Sakit sebagaimana tercantum dalam diktum ke 3, yaitu Meningkatkan Peran Serta dan Kemandirian Masyarakat untuk mencapai Derajat kesehatan Jiwa yang optimal. Selain itu juga  mempromosikan pelayanan yang ada di Klinik Tumbuh Kembang Anak  yang dimiliki oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan harapan dapat turut membantu persoalan pada anak didik usia PAUD dan TK. (dy)

Semarak Ramadhan di RSJD Surakarta

Posted by Unknown on Jumat, 05 Oktober 2012 | 0 komentar | Leave a comment...


SOLO- Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, menggelar berbagai  kegiatan di ramadhan tahun ini. Tak hanya melibatkan karyawan maupun pegawai di jajaran Rumah Sakit Jiwa tersebut, tetapi kegiatan yang diadakan juga  melibatkan masyarakat sekitarnya.
“Kami berharap kegiatan yang diadakan dapat menjadikan Ramadhan tahun ini  lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya”, ungkap Suyono, SKM  selaku Ketua Panitia Ramadhan RSJD Surakarta. “Berbagai kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta sebagai upaya peningkatan amaliah di bulan suci Ramadhan “, lanjut Suyono,SKM.
Berbagai kegiatan yang diadakan diantaranya Kajian Dhuhur  di Masjid Al Muthmainah RSJD Surakarta yang diadakan setiap hari Selasa ba’da Dhuhur.  Shalat Tarawih, kultum dan Tadarus Al Qur’an dilaksanakan setiap malam. Juga diadakan Bakti Sosial  berupa pengobatan gratis dan pembagian sembako bagi masyarakat di sekitar di Masjid Al Ikhlas Gumpang Sukoharjo. Tidak ketinggalan diakhir  ada pula kegiatan pengumpulan zakat Fitrah di akhir-akhir menjelang Idul Fitri.
Tampak kegiatan tarawih maupun kultum serta Tadarus di masjid RSJD Surakarta mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Jamaah tampak berduyun-duyun tuk hadir di masjid al Muthmainah ini. Jumlah jamaah yang hadirpun mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun yang lalu.
“Besar harapan saya pribadi semoga ramadhan tahun ini, bisa menjadi ramadhan yang membawa Rahmat dan Ridhonya”, ungkap salah satu jamaah yang tidak mau disebutkan namanya.
(apri eldurra)

GKM Berproses...!

Posted by Unknown on Selasa, 02 Oktober 2012 | 0 komentar | Leave a comment...



Setelah pembentukan GKM di beberapa unit kerja sejak tanggal 25 Pebruari 2012, maka ke sebelas gugus itupun mulai berpacu untuk membuat risalah berdasarkan permasalahan yang ada diunit kerja masing-masing. Kesebelas gugus itu berasal dari enam bidang kerja. Setiap bidang kerja ada yang membentuk dua GKM dan ada yang cukup satu saja.
Setelah beberapa bulan berjalan, divisi peningkatan Gugus Kendali Mutu yang merupakan salah satu divisi dari KBK yang bertugas menjaga tetap eksisnya ke sebelas gugus ini menyelenggarakan event presentasi prae mini komvensi yang rencananya bakal digelar pada bulan September.
Event ini diadakan bertujuan untuk melihat sampai dimana setiap GKM itu berproses. Juga untuk mengetahui kalau-kalau ditemua kendala tertentu terkait dengan teknis penyusunan risalah.” demikian Sukardi, S.Kep, MM memaparkan tujuan penyelenggaraan kegiatan ini pada saat memberikan sambutan pembukaan. Dalam presentasi prae mini konvensi tersebut setiap GKM bebas menampilkan beberapa langkah yang telah diselesaikan oleh masing-masing gugus. Peserta yang mengikuti acara yang dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 30 Juni 2012 dan bertempat di Aula Indraprasta itu tampak memerhatikan dengan serius tiap-tiap gugus yang tampil.
Acara dimulai sekitar pukul sembilan yang dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama menampilkan enam gugus dan pada sesi yang kedua lima gugus. Dalam pelaksanaannya setiap sesi diberlakukan sistem panel yaitu para peserta GKM terlebih dahulu mempresentasikan risalahnya dan kemudian diberikan komentar dan masukan dari tiga orang konsultan GKM yang berasal dari KBK divisi GKM. Mereka adalah Sri Wiyani,SMPh,SKM,MM, Woro Kamarina,SKM,MSi dan Totok Hardiyanto,SKM,MM.
Sangat terlihat bahwa para peserta GKM sangat antusias dalam mengikuti acara ini. Terbukti dengan penuhnya aula dari dimulainya acara hingga usai. Para peserta menampilkan risalah mereka dengan percaya diri dan bersemangat. Terlihat beberapa dari peserta melakukan yel-yel sebelum dan sesudah presentasi. Sejenak aula terdengar bergemuruh tepuk tangan ketika ada  peserta yang menampilkan yel-yel baik dengan nyanyian, pantun dan bahkan dengan disertai dengan gerakan gerakan yang  membuat para audien sangat menikmati acara tersebut.
Dilihat dari berjalannya acara yang lancar dan tampilan peserta GKM yang bersemangat semoga itu merupakan cerminan dari semangat kerja pegawai RSJD Surakarta dalam menjalankan tugas sebagai abdi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa. Sehingga pada masa yang akan datang GKM dapat terus berjalan secara berkesinambungan dan terus memperbaiki dari permasalahan permasalahan yang muncul dalam pelayanan RSJD Surakarta (yatno).

Family Gathering Ajang ‘Curhat’ Keluarga ODMK

Posted by Unknown on Rabu, 19 September 2012 | 0 komentar | Leave a comment...



Dewasa ini kita sering mendengar sekelompok orang mengadakan suatu acara yang  dilabeli  dengan istilah gathering. Ada gathering yang beranggotakan orang-orang yang mengidolakan tokoh tertentu, ada pula yang mengumpulkan  para konsumen suatu produk tertentu dan masih banyak acara semacam  yang tentunya itu diadakan dengan maksud dan tujuan tertentu.
Di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta selama  dua tahun terakhir, tepatnya sejak Januari 2011 sudah ada suatu kegiatan yang dinamai family gathering. Menilik dari namanya, dengan mudah dapat di tebak bahwa kegiatan ini merupakan suatu kegiatan kumpulan keluarga. Lebih tepatnya lagi, family gathering adalah merupakan kegiatan yang mengumpulkan lebih dari satu keluarga. Lalu keluarga siapa yang dikumpulkan dan apakah pentingnya kagiatan kumpulan keluarga itu diadakan?

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih  dari pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan. Dalam satu rumah tangga,  terjadi interaksi antara satu dengan yang lain, dalam perannya masing-masing, untuk menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan dalam keluarga itu.

Banyak ahli yang menjelaskan tentang fungsi keluarga, salah satunya adalah Friedman (1992)  yang menggambarkan fungsi keluarga itu adalah sebagai ‘apa’ yang dilakukan oleh keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk antara lain komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.
Salah satu fungsi keluarga adalah memberi perlindungan. Keluarga menjadi satu tempat yang memberikan perlindungan yang nyaman bagi anggota keluarganya. Melindungi setiap anggota dari tindakan-tindakan yang kurang baik. Sehingga anggota keluarga merasa nyaman dan terlindung dari hal-hal yang tidak menyenangkan.
Demikian halnya pada suatu keluarga yang terdapat anggota keluarganya yang mengalami masalah gangguan jiwa atau kalau sekarang ini mulai  dikenal dengan sebutan Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Sejalan dengan teori yang menjelaskan tentang fungsi keluarga tadi, maka keluarga sebaiknya mampu melindungi anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Keluarga seharusnya mampu memberikan suatu kondisi yang mampu memberikan dukungan bagi ODMK untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Dari data rekam medik di RSJD Surakarta, cukup banyak pasien yang mengalami rawat inap lebih dari satu kali. Keadaan itu menujukkan bahwa sebagian pasien pernah mengalami kekambuhan sehingga harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) kembali. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kekambuhan dan salah satu diantaranya adalah kurang terciptanya lingkungan yang kondusif di lingkungan keluarga sekembalinya dari perawatan di RSJ. Hal itu bisa menjadi pencetus terjadinya kekambuhan lagi. Sedangkan mengapa lingkungan kurang kondusif diantaranya disebabkan oleh perilaku keluarga yang kurang baik dalam menerima ODMK di rumah. Simpulan yang kita tarik sementara adalah perilaku keluarga dalam memperlakukan penderita gangguan jiwa atau ODMK dirumah memberikan pengaruh terhadap proses penyembuhan dan  tingkat kekambuhannya.
Jika membahas tentang perilaku, Benyamin Bloom (1908) telah membedakan adanya 3 domain yakni cognitive, affective dan psicomotor. Dan selanjutnya untuk kepentingan pendidikan praktis, perilaku dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku, yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan tindakan atau praktik (practice). Jadi kalau kita berbicara perilaku keluarga yang kurang baik dalam menerima ODMK di rumah,  artinya bahwa pengetahuan, sikap dan praktik atau  tindakan keluarga dalam hal menerima dan memperlakukan ODMK di rumah masih kurang tepat.
Berlatar belakang dari kenyataan yang terjadi itulah maka RSJD Surakarta membuat program family gathering, yaitu kegiatan yang mempertemukan beberapa keluarga yang memiliki anggota keluarga mengalami masalah kejiwaan.
Secara lebih khusus lagi, dr Wibowo yang termasuk salah satu dokter yang turut membidani kegiatan family gathering ini menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah agar keluarga dapat mendukung dan menyelaraskan terapi yang telah diberikan kepada ODMK sehingga segera pulih. 
“Jadi supaya sinkron dengan terapi rehabilitasi yang sudah di berikan di RSJ” demikian ungkapnya. Masih menurut dr Wibowo bahwa kondisi yang sudah membaik harus terus ditingkatkan sekembalinya dari RSJ dan berada di rumah. Dengan dukungan keluarga, masyarakat dan yang tidak boleh diabaikan adalah terus berkonsultasi dengan petugas kesehatan di RSJ dengan menjalani kontrol rutin.
Dalam setiap kegiatan yang diadakan rutin setiap hari Kamis pagi itu, setidaknya dikumpulkan sebanyak 10 keluarga. Mereka adalah keluarga yang sedang mengantar  ODMK kontrol di RSJ. Pertemuan ini sengaja dirancang untuk memanfaatkan waktu saat mereka menunggu pelayanan obat.
“Setelah pasien diperiksa oleh dokter di klinik Rawat Jalan, keluarga diarahkan untuk mengikuti kegiatan gamily gathering. Memang tidak lama, jadi pertemuan ini berlangsung sekitar satu jam saja” demikian penjelasan dari Puji Hartati, SKM, M Kes, selaku Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang mengelola kegiatan ini.
“RSJ memfasilitasi keluarga-keluarga ODMK agar dapat bertemu untuk saling sharing, mengungkapkan pengalaman mereka masing-masing selama merawat anggota keluarganya di rumah” demikian lanjutnya.
Lebih jauh Puji Hartati menceritakan bahwa dalam pertemuan itu setiap keluarga akan saling memberikan saran kepada keluarga lain yang mengalami kesulitan, misalnya cara membujuk ODMK yang tidak mau minum obat, tidak mau diajak kontrol, mengajari ODMK dalam aktifitas pekerjaan di rumah dan lain-lain. Mereka menyampaikan berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.
Kegiatan yang lebih mirip acara “curhat-curhat-an” ini tetap didampingi petugas kesehatan dari RSJD Surakarta. Tim yang mendampingi antara lain terdiri dari dokter, psikolog, penyuluh kesehatan, perawat dan petugas sosial medik. Karena banyak peserta yang bertanya tentang informasi-informasi yang mereka dapatkan dari masyarakat yang kadang kala menyesatkan. Disinilah peran pendamping untuk meluruskan informasi yang tidak benar tersebut.
Sementara keluarga pengantar mengadakan pertemuan, maka ODMK juga dikumpulkan dalam kelompok tersendiri. Dengan memanfaatkan waktu yang ada mereka didampingi oleh petugas dengan diberikan kegiatan semacam pembelajaran problem soving. ODMK diajak untuk menilai kondisinya saat ini, mengungkapkan masalah yang dihadapi dan mencoba untuk mencari solusi terhadap masalahnya tersebut. Mirip  dengan kegiatan terapi kelompok yang pernah dilaksanakan di Instalasi Rehabilitasi saat mereka masih menjalani rawat inap. Kesempatan ini juga dimanfaatkan oleh petugas rehabilitasi untuk melakukan follow-up kegiatan yang telah diberikan sebelumnya.
Puji Hartati juga menjelaskan bahwa sebenarnya kegiatan family gathering  tidak hanya diperuntukkan keluarga yang tengah mengantar ODMK kontrol di RSJD Surakarta. Siapapun keluarga yang berminat bisa bergabung pada acara Kamis pagi yang dimulai jam 09.00 ini. Dan, memang ada beberapa keluarga yang sengaja datang khusus untuk bergabung di acara family gathering.
Menurut mereka, selain memperoleh informasi-informasi tentang kesehatan jiwa mereka bisa mendapatkan semangat baru, motivasi dan pencerahan untuk tetap sabar dan telaten dalam merawat ODMK di rumah. Karena tidak sedikit keluarga yang marasa hampir putus asa setelah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun merawat ODMK. Bahkan yang mereka rasakan bahwa  waktu yang begitu lama dalam mendampingi pengobatan ternyata tidak membawa kesembuhan seperti yang mereka harapkan. Belum lagi menghadapi ulah si ODMK yang kadang membuat repot keluarga dan lingkungan sekitar. Singkatnya, banyak sekali uneg-uneg yang mereka ungkapkan dalam acara ini.
Dalam kesempatan wawancara ini Puji Hartati mengungkapkan harapannya terhadap pengembangan kegiatan selanjutnya. Menurutnya kegiatan semacam ini sangat dibutuhkan oleh sasaran dalam hal ini adalah keluarga ODMK. Sangat baik jika ke depannya kegiatan pertemuan keluarga ODMK ini dapat dikembangkan dengan mempertemukan keluarga dalam kelompok yang lebih besar lagi. Tidak hanya 10 keluarga saja. Dan  tidak harus RSJ yang menyelenggarakan, akan tetapi sangat memungkinkan jika ide pengembangan semacam ini dapat dilakukan oleh siapapun atau “family gathering kecil” yang saat ini telah difasilitasi oleh RSJD Surakarta. Jika family gathering yang lebih besar dapat diwujudkan maka berbagai acara dapat dirancang untuk dilaksanakan didalam family gathering tersebut.
Pada dasarnya family gathering ini merupakan salah satu bentuk metode dalam melaksanakan promosi kesehatan sebagai upaya menyampaikan pesan-pesan kesehatan jiwa khususnya kepada keluarga ODMK.
Untuk mengikuti kegiatan family gathering tidak sulit dan bahkan tidak dipungut biaya. Bagi keluarga yang memiliki ODMK dan berminat untuk bergabung dalam kegiatan ini bisa datang ke RSJD Surakarta setiap Kamis pagi. Acara dimulai setiap jam 09.00 bertempat di ruang Indraprasta RSJD Surakarta

Bilamana Depresi ...

Posted by Unknown on Minggu, 16 September 2012 | 1 komentar | Leave a comment...


Dalam kehidupan ini, semua orang pasti pernah mengalami perasaan negatif dalam dirinya. Merasa galau, sedih dan kecewa setelah mengalami kegagalan, perpisahan, atau kehilangan adalah hal yang wajar. Perasaan itu menjadi tidak wajar bila perasaan tersebut terus menerus muncul, tak dapat kita atasi dan mulai mengganggu kegiatan sehari-hari kita, pekerjaan, pola makan, tidur bahkan hubungan sosial kita.
 Keadaan seperti itulah yang menjadi karakteristik depresi. Pengalaman yang muncul dari kondisi negatif dalam hidup apabila di manage dengan baik, dapat memberikan keberanian dan kemauan untuk mengubah hidup kita serta kekuatan untuk menghadapi perasaan negatif lainnya di masa yang akan datang. Maka yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengatasi perasaan negatif itu agar tak berlarut – larut.
Pengalaman beberapa orang di bawah ini mungkin dapat memberikan inspirasi dan semangat bagi anda semua, baik yang sedang mengalami depresi atau pernah mengalami hal yang serupa, mari kita simak bagaimana mereka mengatasi depresinya.

Roni, 21 tahun, mahasiswa
Pengalaman tidak menyenangkan itu terjadi ketika aku gagal naik ke kelas 2 SMP. Malu sekali rasanya. Sedih karena harus mengulang pelajaran bersama adik kelas, iri melihat teman – teman yang naik kelas padahal mereka juga sering nongkrong bareng sepulang sekolah, main PS, game online dan nonton konser bareng. Ya, setelah melihat kenyataan aku harus tinggal kelas, barulah ku sadari bahwa aku terlalu banyak main dan tidak memperhatikan pelajaran di kelas. ...
Sebenarnya sejak semester kedua orang tuaku telah berusaha mengantisipasi kemalasan belajarku dengan cara mendaftarkanku di sebuah tempat les yang cukup ternama, tapi dasarnya ndableg (keras kepala-red), aku jarang sekali berangkat les. Bagiku main PS jauh lebih menyenangkan daripada harus berkutat dengan tulisan dan angka – angka itu.
Aku masih ingat bagaimana aku menjadi anti sosial selama 5 hari sejak hari pembagian rapor. Rasanya malas sekali keluar dari rumah, bahkan keluar dari kamar. Aku tidak berani bertemu kedua orang tuaku, malas bertemu adik – adikku apalagi teman – temanku. Selama itu aku hanya tidur dan mengurung diri di dalam kamar. Kalaupun terpaksa keluar hanya saat ingin buang air atau mandi. Aku merasa sangat bersalah pada orang tuaku, aku kesal pada diriku, kesal pada teman – temanku, dan aku merasa benci pada mereka. Mengapa mereka semua bisa berhasil naik kelas, sedangkan aku tidak??. Aku juga khawatir dan malu, bagaimana aku bisa masuk sekolah besok, bagaimana bila teman – teman mengejekku, merendahkanku. Bagaimana aku sanggup menampakkan wajahku di depan Tia, gebetanku. Pikiran itu terus berkecamuk menggangguku, dan membuat pusing, maka untuk menghindari perasaan itu, aku tidur sepanjang hari. Aku bahkan tidak menyentuh PS di kamarku sama sekali.
Sejak hari pembagian rapor itu, orang tuaku tidak mengajak bicara sama sekali selama 3 hari dan hal itu membuatku semakin kesal. Perubahan mulai terjadi ketika pada hari ke empat ibu masuk ke kamarku. Saat itu aku pura – pura tidur. Beliau membelai rambutku sambil berkata “ Ya Allah, qodarkanlah yang terbaik untuk anakku ini” lalu pergi. Tes…mendengar doa ibu, aku tak kuasa menahan air mata. Perasaan kesal pada orang tuaku menghilang begitu saja. Aku sadar, musibah ini adalah kesalahanku sendiri, tak sepatutnya aku menyalahkan orang lain, aah…aku semakin malu menghadapi dunia.
            Sorenya ayah dan ibu ku memintaku keluar kamar. Amarahku, kekesalanku berubah menjadi perasaan bersalah yang amat sangat, aku tak berani menatap mereka. Aku siap untuk menerima luapan kemarahan ayah, atau menyaksikan tangisan ibu. Ternyata ayah tidak marah, beliau mengajakku untuk berfikir, merenungi dan menyadari kesalahanku, kedua orang tuaku berkata mereka mencintaiku, dan aku harus lebih mencintai diriku sendiri. Ibu menasehati tentang musibah dan ujian, ayah menasehatiku untuk tetap sabar dan kembali semangat. Mereka berkata kalau mereka sengaja tidak mengajakku bicara belakangan ini, agar aku menyadari kesalahanku dan mau mengubahnya. Aku pun meminta maaf pada mereka, aku ingat aku menangis saat itu, adik – adikku melihatnya, tapi aku tidak perduli.
Setelah pembicaraan itu aku merasa lega. Aku masih merasa malas keluar kamar, tapi aku jadi rajin sholat dan berdoa. aku mulai menyusun rencana belajar dan membuat daftar kegiatan untuk setahun ke depan. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk bisa naik kelas tahun depan. Alhamdulillah aku bisa melewati masa itu. Aku tidak pernah tinggal kelas lagi, bahkan aku menjadi juara kelas. Yang menjadi pemicu semangatku adalah ketidakinginanku di anggap remeh dan bodoh oleh teman sekelasku yang notabene lebih muda dariku. Dengan dukungan dari orang tua, aku bisa melewati masa sulit itu.

Sutrisno, 45 tahun, pedagang batik
            Aku pernah mengalami masa – masa sulit dalam menjalankan usaha. Ada satu peristiwa saat aku merasa benar – benar terpuruk, lemah, tak bersemangat dan putus harapan. Ketika itu, aku baru mulai merintis usaha ini dengan modal yang aku pinjam dari orang tuaku. Semua berjalan cukup lancar, aku mendapatkan keuntungan yang lumayan dan masih bisa menyisihkan sedikit uang untuk mengangsur pinjaman modalku.
            Masalah mulai muncul saat teman yang berjualan di sebelah lapakku mengajak aku untuk ikut bisnis pengadaan seragam batik siswa SMP di Semarang. Salah seorang pejabat pemkot yang menawarinya ikut dalam proyek, tapi harus menanamkan investasi 10 juta bila ingin ikut tender ini. Ia pun menceritakan kalkulasi tentang keuntungan yang akan di dapat bila bisa ikut tender ini. Tertarik dengan keuntungan yang dijanjikan, maka akupun berusaha mencari dana untuk ikut investasi.
Singkat cerita, ternyata investasi itu hanya fiktif, uangku lenyap sudah. Dalam keadaan depresi yang cukup berat, untungnya aku masih mendapat dukungan dari istri tercinta. Sejak peristiwa itu kami sering introspeksi diri, saling menguatkan, memperbanyak ibadah bersama dan mendengarkan ceramah – ceramah agama. Salah satu isi ceramah yang sangat mengena pada diri saya adalah “Mengapa merasa nikmat yang Allah berikan tidak pantas kita syukuri?, kita terlalu banyak mengeluh, sehingga nikmat Allah itu menjadi tak berarti di mata kita.”
Maka sejak itu, aku membiasakan mengucpakan Alhamdulillah di setiap aktivitas. Berusaha menghayati setiap nikmat yang Allah berikan dan tetap berbagi dengan sesama, sedikit apapun yang aku punya. Dengan keyakinan seperti itu, lama kelamaan semangat usahaku bangkit kembali, aku pun bisa keluar dari perasaan mengasihani diri sendiri, terpuruk dan putus asa.

Bella, 16 tahun, Pelajar

Aku pernah mengalami perasaan kecewa yang amat sangat, sedih sampai ngga’ mau keluar rumah, mogok sekolah, makan banyak, dan nangis terus. Yaitu ketika pacar pertamaku memutuskan hubungan begitu saja. Ternyata dia malah jadian sama tetanggaku yang aku kenalkan padanya waktu datang ke rumah. Untungnya aku mogok sekolah cuma dua hari, jadi tidak terlalu banyak ketinggalan pelajaran.
Saat masa galau – galaunya itu, aku banyak dengerin lagu yang aku pikir bisa ningkatin mood ku, lagu – lagu yang isinya “I’m better of without you” atau “kau tak pantas untukku”. Aku nyanyi sekeras-kerasnya di kamar. Yang membantuku mengatasi masalah ini adalah sahabatku di sekolah. Ia mau datang ke rumahku, menemaniku, membiarkanku mengeluarkan semua uneg – unegku. Kami bahkan menggunting foto mantan ku itu, meletakkannya di kardus lalu menusuk – nusuknya dengan bolpoint. Rasanya cukup melegakan setelah melakukan hal itu.
Dengan support dari sahabatku, aku jadi semgat lagi berangkat sekolah, semangat lagi buat berteman, dan semangat untuk cari gebetan baru ^_^.
Kalau sekarang sih sudah lupa, karena sekarang aku sudah punya pacar baru. Dia lebih cakep, lebih perhatian dan lebih baik daripada mantanku. Yang lebih membuatku merasa tidak kehilangan mantanku adalah karena aku dengar cerita dari temannya kalau dia tidak suka dengan pacar barunya dan pernah cerita ingin balikan denganku. (hehehe…)

Anita, 28 tahun, ibu rumah tangga
Anak pertamaku lahir prematur, tapi Alhamdulillah sempurna. Keanehan mulai kurasakan ketika umur 3 bulan. Arka tidak tertawa ketika di “kudang”. Ia hanya tertawa bila melihat mainan baling-baling di kamarnya berputar. Semakin besar, Arka semakin aneh. Dia tidak mau melihat mata orang lain ketika di ajak bicara. Dia juga belum bisa bicara padahal sudah berumur tiga tahun. Kata – kata yang sering keluar dari bibirnya hanyalah “hee..heee” ketika melihat benda berputar. Entah itu ban, atau benda bundar lainnya. Ia juga suka menyusun bawang, dan bumbu dapur yang biasa ku gunakan untuk masak menjadi sebuah deretan panjang. Salah seorang teman yang mendengarkan curhatku menyarankan untuk membaca referensi tentang anak autis.           
Ketika menyadari ternyata gejala autis itu mirip dengan perilaku yang ditunjukkan olah anakku, aku shock berat. Aku mengurung diri di kamar, tak kuhiraukan suamiku atau ibuku yang mengetuk pintu kamar, aku menangis sambil mendekap bantal. Ku lampiaskan kemarahanku pada bantal – bantal itu, aku berteriak ke dalamnya dan menggigitinya sampai habis energiku dan aku tertidur. Saat terbangun, aku menjadi merasa malas bertemu dengan anggota keluargaku, akupun enggan bertemu Arka. Selama 3 hari aku tidak menemui Arka bahkan membicarakannya pun tidak. Bila Suami atau ibuku mulai membicarakannya maka aku memilih meninggalkan mereka.
Ibu yang menasehatiku, salah satu ucapan beliau yang memberi semangat padaku adalah “Allah bukannya tidak sayang padamu, justru Allah menitipkan Arka karena Allah tahu kamu mampu, dan Allah ingin meningkatkan derajat surgamu lewat kesabaranmu merawatnya sepenuh hati”
Aku mulai banyak membaca buku, artikel, dan akhir – akhir ini blog tentang orang tua yang memiliki anak seperti Arka. Akupun bergabung dengan komunitas putra kembara, sebuah komunitas yang menampung orang tua sepertiku. Alhamdulillah banyak informasi dan dukungan yang ku dapatkan dari sana. Aku merasa memiliki banyak teman dan tidak sendirian di dunia ini.
Di komunitas itu aku bisa menceritakan tentang keadaan Arka,mengenai perkembangan atau masalah baru yang terjadi padanya. Aku bisa mendapat solusi dari orang tua yang anaknya mengalami hal yang sama, berbagi pengalaman tentang cara mengatasinya, ah setidaknya ada teman yang memahami dan mengalami hal yang serupa, itu menjadi kekuatan tersendiri untukku dalam menghadapi dunia.
Sekarang Arka sudah berumur 5 tahun. Aku menyekolahkannya di salah satu tempat terapi anak berkebutuhan khusus di Semarang. Sembari menunggu Arka belajar dengan terapisnya aku bisa mengobrol dengan orang tua yang mengantar anak mereka juga di sana.
Aku sudah lebih bisa menerima keadaan Arka sekarang, aku menyayanginya dan ingin mengantarkannya ke perkembangan terbaik yang bisa ia capai, aku ingin Arka bisa hidup senormal mungkin dalam keterbatasannya.

Dita, 23 Tahun, karyawati
Masa depresi terakhir yang ku alami adalah ketika duduk di semester 2 saat aku harus mengikuti mata kuliah Gambar tehnik. Sebenarnya aku tidak berminat masuk jurusan tehnik industri. Aku berminat ke psikologi, tapi kedua orang tuaku tidak mengizinkan, jadi ya aku masuk ke jurusan ini dengan terpaksa. Aku tidak suka fisika, matematika, dan aku tidak bisa menggambar. Gambar apapun, bahkan gambar pemandangan dua gunung dengan matahari di tengahnya pun jadi abstrak di tanganku.
Ketika harus menghadapi mata kuliah gambar tehnik, kami mendapat tugas harus menyelesaikan 6 gambar tehnik dalam waktu 4 hari dengan asistensi dari kakak tingkat yang telah ditunjuk. Aku berusaha sekuat tenaga menyelesaikannya. Aku sengaja mengerjakan di ruang keluarga, tidak di kamarku, karena takut ketiduran. Alhamdulillah gambar itu bisa selesai dalam waktu dua hari. Masalah selanjutnya adalah asistensi. Ternyata, setelah dikoreksi oleh kakak tingkat,dua diantaraya salah besar. Dengan entengnya ia mencorat coret gambarku menggunakan spidol. Kesal sekali perasaanku waktu itu. Aku harus mengulangi keduanya. Baiklah, ini berarti lembur sehari lagi. Dengan semangat aku mengerjakannya lagi. Kali ini benar – benar aku tidak beranjak dari meja gambarku. Paling hanya istirahat untuk sholat. Ibu pun sampai menyuapiku, agar aku mau makan.Esoknya aku cari kakak tingkatku untuk asistensi lagi. Dia menyuruhku menunggu di laboratorium. Dua jam ku tunggu, tapi tak kunjung datang, ku coba hubungi, tapi tak ada jawaban. Padahal sore ini gambar harus dikumpulkan ke dosen. Setengah jam sebelum waktu terakhir mengumpulkan, baru dia menghubungiku, menyuruhku untuk datang ke kosnya. Dengan sedikit mengumpat dalam hati, akupun melaju kesana. Sesampainya disana, ia berkata kalau keempat gambarku kemarin yang tidak ia coret ternyata salah juga. Jadi sekarang aku tidak perlu asistensi lagi, tinggal dikumpulkan saja gambarnya. Perkataanya membuat ku hancur. Itu berarti usahaku sia – sia. Karena kalau tidak dapat persetujuan dari asisten, gambar itu tidak akan dikoreksi dosen.
Aduh…lemes banget rasanya. Hasil usahaku, jerih payahku selama 2 hari, tidak tidur, makanpun di suapin, ternyata tidak dihargai sama sekali. Kesal, jengkel, sedih, marah semuanya jadi satu dalam diriku. Aku ngga mau kuliah lagi.
Aku menyalahkan semua orang di rumah, yang bisa kusalahkan. Mulai dari ayah, ibu, adik – adikku, pembantuku. Pokoknya aku meluapkan kemarahanku. Mengapa orang tuaku memaksaku mengambil jurusan ini? Mengapa mereka tak mau mengerti keterbatasanku? Mengapa mereka menyiksaku?
Aku bertekad akan membuat mereka menyesalinya. Aku mogok kuliah, mogok makan, mogok ngaji, mogok bicara pada semua orang di rumah, aku hanya mengurung diri di kamar. Untungnya waktu itu aku ngga mogok sholat.
Ayah dan ibu hanya diam melihat kekesalanku. Mungkin mereka mulai menyadari dan menyesalinya. Mereka berusaha mengajakku bicara, tapi aku selalu menghindar. Dalam setiap doa ku aku minta pada Allah agar orang tuaku mau memahamiku, aku sayang pada mereka, aku juga tahu mereka sayang padaku, dan aku ingin hubungan kami bisa kembali seperti dulu lagi.
 Lima hari sudah aksi mogok ku, aku putuskan untuk membicarakan hal ini dengan orang tuaku. Alhamdulillah mereka mau menerimanya. Entah datang darimana, waktu itu terucap janji pada orang tuaku untuk tetap melanjutkan kuliahku, padahal mereka mengijinkanku kalau aku mau pindah jurusan. Aku merasa tak tega bila mereka harus kehilangan biaya yang selama ini telah di keluarkan, dan harus menyiapkan biaya ekstra untukku bila aku pindah jurusan.
Akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliah, mendapatkan gelar dan pekerjaan walau tidak sesuai dengan kuliahku. Aku tetap tidak suka dengan gambar tehnik, selama kuliah, bila harus menggambar, aku minta bantuan teman – temanku. Untungnya mereka mau.

Klik

  • Serius...
  • Harap tenang ya...
  • Hmmm enaaaak...
  • Harap antri...
  • Tensi saya berapa pak...
  • Ya bu...
  • Asyiiiik...
  • Siap....

Subscription

Silakan Masukkan E-mail Anda untuk mendapatkan Berita terbaru

Tim Redaksi Bina Jiwa

Recent News